SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kabupaten Sumenep merasa pasar tradisional yang ada di ujung timur Madura ini belum siap bersaing di Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal itu terjadi karena sarana dan prasarana masih kumuh, dan sangat perlu perbaikan.
Ketua APPSI Kabupaten Sumenep, Subaidi, mengatakan ada sejumlah pasar tradisional tidak dirawat dengan baik. Bahkan boleh dikata keberadaannya hampir mati suri. Bila tidak upaya perbaikan dari pemerintah setempat, maka bisa dipastikan pedagang kecil di semua pasar tradisonal akan kalah bersaing.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
“Yang perlu dibenahi hanya sarana dan prasarananya saja. Kalau produk lokal, manajemen tata niaga, serta kemampuan SDM-nya, saya kira pedagang tradisional juga sudah mahir. Buktinya mereka tetap bertahan di tengah serbuan toko modern,” ujarnya, Selasa (2/2).
Subaidi menjelaskan, sebenarnya keberadaan MEA yang mengedepankan persaingan pasar cukup ketat tidak perlu dirisaukan, karena pasar tradisional sudah mendapat tempat tersendiri di mata konsumen lokal. Tapi kalau fasilitas yang ada tidak segera dibenahi, maka jualan pedagang lokal akan kalah bersaing dengan produk yang dijajakan toko modern dan impor.
“Kalah bersaing inilah yang tidak kami inginkan, karena tumpuan pedagang kecil memang ada di pasar,” terangnya.
Baca Juga: Relawan Sakera Madura Khofifah-Emil Salurkan Bantuan 7 Tangki Air Bersih di Sumenep
Saat ini, kata Subaidi, persaingan pasar itu belum terasa meski sudah masuk MEA. Tapi dia yakin, dalam hitungan waktu ke depan, persaingan pasar yang nyaris bebas sebebasnya tidak bisa dihindari. Bila sejumlah fasilitas pasar tradisional tidak segera dibenahi, maka itu petanda kekalahan pedagang kecil.
“Kami sebagai pedagang kecil harus diselamatkan. Jangan biarkan kami nanti merasa asing di kampung halaman sendiri,” cemasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News