Peringati Hari Batik Nasional, UMKM Lochatara Produksi Batik dari Bahan Alam Nonkimia

Peringati Hari Batik Nasional, UMKM Lochatara Produksi Batik dari Bahan Alam Nonkimia Batik yang menggunakan bahan dari alam. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dengan mengambil tema batik kembali ke alam, UMKM Batik Lochatara yang beralamat di Jalan Kenanga Desa Jajar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, berinovasi membuat motif yang menarik dan indah dengan menggunakan bahan alam. Motif batik ini diciptakan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober ini.

Beberapa bahan alam tersebut antara lain, akar mengkudu, daun jati, secang, dan juga batang mahoni.

Penggunaan bahan pewarna alam di tahun 2020 paling banyak dicari oleh masyarakat. Selain warna dihasilkan lebih lembut dan soft, bahan-bahan tersebut juga mudah didapatkan dan lebih murah, jika dibandingkan dengan menggunakan pewarna sintetis atau kimia.

Menurut Hery Setiawan, pemilik Galery Batik Lochatara, penggunaan bahan dasar dari alam sudah diaplikasikan di beberapa motif Batik Lochatara yang bertemakan Alam Khadiri. Seperti Batik Mangga Podang, Batik Simpang Lima Gumul, dan Batik Kesenian Jaranan. Hal tersebut dilakukan untuk memperkenalkan potensi daerah agar masyarakat luas mengetahui keunikan Kabupaten Kediri.

"Kita membuat motif-motif yang ada di area Kabupaten Kediri seperti kekayaan alam ataupun budaya yang ada karena memang saat ini yang lagi booming batik dengan pewarna alam," ucap Hery.

Meskipun lebih rumit dibandingkan dengan bahan sintetis kimia, namun penggunaan bahan alam bisa menghasilkan warna yang lebih pekat dan terlihat natural. "Dari segi kualitas alam dan kimia, pengerjaan keduanya hampir sama. Cuma warna alam tidak bisa secerah menggunakan bahan kimia," imbuh Hery.

Untuk harga jual batik dari bahan alam tidak jauh berbeda dengan harga jual batik dari bahan sintesis. Yakni di kisaran Rp 150.000 hingga Rp 400.000, tergantung tingkat kerumitan motif serta tingkat kepekatan warna yang diminta konsumen. Untuk waktu pengerjaan batik cap bahan alam, membutuhkan waktu hingga 2 hari, sedangkan batik sintetis hanya sehari.

Selain membuat motif Mangga Podang, Jaranan, dan juga SLG, dalam waktu dekat UMKM Batik Lochatara akan me-launching batik yang belum pernah dibuat oleh UMKM batik lainnya. "Yang terbaru dengan motif Bumi Kadhiri dengan penambahan gambar Gunung Kelud berasap akan kita launching dalam waktu dekat," tutup Hery.

Sementara itu salah seorang pecinta batik, Mohammad Aji dari Desa Pagu, Kecamatan Wates mengakui batik dengan pewarna alam menghasilkan motif yang lebih kalem, sehingga bisa dipakai untuk semua umur.

"Sepintas jika dilihat tidak ada perbedaan yang mencolok dengan batik pewarna sintetis pada umumnya. Namun jika dicermati, warna yang dihasilkan beda dengan tingkat kepekatan lebih tajam," ujar Aji. (adv/kominfo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO