KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Paslon Fren atau akronim dari Ferry Silviana Feronica dan Regina Nadya Suwono kembali melakukan kampanye dengan cara blusukan. Kali ini, Minggu (10/11/2024), agenda tersebut dilakukan di Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren.
Selain menyapa dan berdialog dengan warga, wanita yang akrab disapa Bunda Fey itu didampingi oleh Ketua DPD PAN Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, menyempatkan mengunjungi Sumber Bulus dan ke perajin Batik Djajawarsa yang berada di Kelurahan Tosaren.
Baca Juga: Pascadebat Pamungkas, Ketua KPU Kota Kediri Ajak Masyarakat Datang ke TPS pada 27 November 2024
Di sana, lokasi sumber air alami yang terus mengalir, Bunda Fey berbincang dengan Bu Bingah, penjaga yang sekaligus sebagai perawat Sumber Bulus. Kepada Bu Bingah, ia menitipkan Sumber Bulus agar tetap dijaga dan dirawat.
"Bila kami nanti diamanati oleh masyarakat Kota Kediri, Sumber Bulus ini akan ditata sehingga bisa dijadikan pilihan destinasi wisata alam di Kota Kediri, selain Sumber Jiput, sumber Cakarsi dan Sumber Banteng," kata Bunda Fey.
Usai dari Sumber Bulus, Bunda Fey lalu mampir ke perajin batik Kediri Djajawarsa yang lokasinya tidak jauh dari sumber bulus. Di pusat batik khas Kediri tersebut, Bunda Fey langsung disambut oleh Richa Widyasari, Owner Batik Kediri Djajawarsa.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri
Richa, sang pemilik usaha batik Kediri Djajawarsa, mengaku bila selama ini usahanya banyak dibantu oleh Pemkot Kediri saat Wali Kota Kediri dijabat oleh Mas Abu. Sehingga, dirinya berharap kedepan, Pemkot Kediri terus memberi perhatian dan membantu UMKM termasuk kepada usahan batik miliknya.
"Sebagai pelaku usaha yang pernah dibantu oleh Mas Abu (mantan Wali Kota Kediri) tentunya saya berharap dan berdoa semoga Bunda Fey bisa melanjutkan kepemimpinan Mas Abu sebagai Wali Kota Kediri," ucap Richa.
Merintis usaha batik ini sejak 2019, ia mengaku aktif membuat model-modelnya batik kekinian. Aneka motif batik kontemporer yang menggambarkan keindahan, banyak ia diciptakan.
Baca Juga: KPU Kota Kediri Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Jelang Pilkada 2024
"Meski sekarang batik mulai banyak peminatnya, namun tak semuanya menyukai batik klasik dengan motif lawas. Terutama bagi kalangan anak muda. Mereka menyukai aksen batik yang sudah diimprovisasi menjadi pola khas kontemporer, sehingga lebih kasual untuk dipakai dan dijadikan beragam busana," ucap perempuan yang lahir di Dili Timor Leste tahun 1982 itu.
Bunda Fey kagum dengan usaha batik yang dirintis oleh Richa itu. Menurutnya, usaha batik khas Kediri ini harus terus didorong agar semakin maju. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News