Sebanyak 30-40 Persen UMKM di Surabaya Gabung GoFood Karena Pandemi

Sebanyak 30-40 Persen UMKM di Surabaya Gabung GoFood Karena Pandemi Dari kiri atas: Alfianto Domy dan VP Regional Corporate Affairs Gojek Michael Reza Say. Dari kiri bawah: Perwakilan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UI Dr. Paksi Walandouw dan Research Institute of Socio-Economic Development & Lecturer at Department of Economics Universitas Airlangga Rumayya Batubara. (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Berdasarkan survei online yang dilakukan pada UMKM di Surabaya pada masa pandemi Covid-19, sebanyak 30 sampai 40 persen dari mereka diketahui bergabung sebagai mitra GoFood, yakni aplikasi pesan antar makanan besutan . Dengan begitu, jumlah UMKM yang bergabung meningkat. Meski begitu, sebelumnya sudah terjadi pertumbuhan dari tahun ke tahun.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Dr. Paksi Walandouw dalam press conference virtual, Senin (5/1010).

Ia menjelaskan bahwa adanya riset ini menunjukkan pentingnya peran ekosistem ekonomi digital dalam membantu UMKM, khususnya usaha mikro, untuk bertahan di masa pandemi.

Kondisi pandemi, lanjutnya, tentu menguji resiliensi (ketahanan), dan kemampuan adaptasi para pelaku usaha di masa krisis. Salah satu adaptasi itu adalah adanya perubahan usaha dari yang sebelumnya tradisional menjadi usaha digital.

"Dari riset ini, tampak pula bahwa para pelaku usaha cukup realistis melihat dampak panjang dari pandemi. Akan tetapi, mereka juga tetap optimis bahwa dengan berada dalam suatu ekosistem digital, usaha mereka dapat tetap tumbuh ke depannya, dan penghasilan mereka kembali seperti sebelum pandemi," ungkapnya.

Sementara itu, Research Institute of Socio-Economic Development & Lecturer at Department of Economics Universitas Airlangga, Rumayya Batubara menambahkan bahwa menurut riset, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada triwulan II mengalami penurunan -58 persen. Memang ada beberapa bidang usaha yang mengalami pertumbuhan seperti kesehatan dan informasi. "Ada sektor yang masih tumbuh," ujarnya dalam press conference virtual, Senin (5/10/2020).

Menurutnya, setiap 1 persen mobilitas berkurang, growth contranction bertambah 0,28 persen. Misalnya, restoran bisa tutup karena PSBB. Namun dengan adanya GoFood, masih bisa bertahan dan ada transaksi, sehingga ada pemutaran ekonomi.

Selain itu, VP Regional Corporate Affairs , Michael Reza Say mengaku bahwa pihaknya tidak hanya menawarkan fasilitas seperti GoFood, GoSend, dan lainnya yang termasuk dari sisi teknologi, tetapi juga nonteknologi seperti pelatihan dan lainnya. Salah satunya melalui kemudahan migrasi UMKM dari offline ke online, atau mempercepat UMKM untuk go digital.

"Untuk membantu mitra, kami memang melakukan dengan teknologi dan nonteknologi. Kami juga tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka tetapi bagaimana membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan," jelasnya.

"Sisi teknologi dan nonteknologi bisa kita padukan, sehingga bisa berjalan. Kita juga memberikan solusi seperti ketika mitra tidak dapat mobile people bisa mobile food. Jadi selain solusi pendampingan, yakni nonteknologi juga solusi teknologi dengan selalu memberikan inovasi berupa penambahan apikasi," pungkasnya. (diy/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO