KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Berawal dari kepedulian terhadap anak-anak sekolah yang kesulitan ketika harus belajar di rumah di tengah pandemi Covid-19, sejumlah relawan yang tergabung dalam komunitas Forum Pojok Rembug (FPR) Kediri, mendirikan rumah belajar bersama yang dinamai rumah belajar "Cermat" di Dusun Pojok, Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ketua Umum FPR Kediri, Ali Mustofa ketika ditemui menjelaskan, bahwa secara umum FPR ini adalah sebuah komunitas yang peduli pada upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan anak dan pemberdayaan masyarakat, khususnya anak-anak dan masyarakat di daerah tertinggal dan golongan ekonomi lemah.
Baca Juga: Kembangkan SMA Dharma Wanita 1 Pare, Pemkab Kediri Gandeng Putera Sampoerna Foundation
"Keberadaan rumah cermat yang baru berdiri pada tanggal 22 Juli Maret 2020, mencoba menghadirkan program kegiatan berupa pendampingan belajar bagi adik-adik pelajar dan ini tanpa dipungut biaya sedikit pun atau gratis," kata Gus Ali, panggilan karib, Ketua Umum FPR Kediri itu, Selasa (27/10/2020).
Menurut Gus Ali, keberadaan rumah belajar cermat juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Misalnya, keprihatinan mengenai kurangnya kemampuan orang tua dalam menguasai pelajaran anaknya, dikarenakan adanya sistem belajar via daring dan efek dari pandemi Covid-19.
Lanjut Gus Ali, rumah belajar cermat ini didirikan juga bertujuan menyediakan tempat belajar tanpa dipungut biaya. Sehingga masyarakat ekonomi menengah ke bawah bisa mendapatkan wadah untuk meningkatkan kemampuan belajar. Lalu, berupaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat berupa nasyrul ulum atau menyebarkan ilmu.
Baca Juga: Berikut Arahan Pj Wali Kota Kediri di Workshop Manajemen Kelembagaan Non-Formal
"Di samping itu, di rumah belajar cermat ini juga menyediakan tempat yang dinilai nyaman untuk belajar dengan ditunjang fasilitas WiFi beserta tenaga pendamping belajar," terang Gus Ali.
Saat awal berdiri, lanjut Gus Ali, peserta yang ikut belajar di rumah belajar hanya 3 orang yang semuanya adalah siswa dari SDN Grogol 2, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Waktu kegiatan belajar ketiga siswa tersebut dilakukan setelah Shalat Maghrib.
Dari hari ke hari keberadaan rumah belajar cermat semakin dikenal masyarakat, sehingga jumlah siswa yang ingin belajar pun terus bertambah. Bahkan hingga hari ini, siswa yang mengikuti kegiatan belajar bersama di rumah belajar sebanyak 40 siswa.
Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
Dan ternyata, mereka tidak hanya berasal dari SDN Grogol 2, tetapi juga dari beberapa sekolahan yaitu TK Al Maksoem, TK Thorikul Ilmi, SD IT Nurul Huda, SDN Grogol 3, SDI Al Huda, SDN Bulusari 1, MTsN 4 Kediri, dan SMPN 2 Grogol.
"Terkait tenaga pengajar, secara total ada tiga orang, yakni masing-masing Elfina dan saudaranya. Lalu saya sendiri," ujar pria lulusan S2 sebuah perguruan tinggi itu.
"Dengan banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan belajar bersama, akhirnya pihak pengelola rumah belajar membuat jadwal dalam kegiatan belajar bersama," timpal Elfina, salah satu relawan dan tenaga pendidik di Rumah Belajar Cermat.
Baca Juga: Situs Ndalem Pojok Gelar Diskusi di Hari Sumpah Pemuda 2024
"Adapun jadwal belajar bersama ini, untuk pelajar kelas 5, 6, dan SMP pukul 09.30-12.00 WIB, kelas 3 dan 4 pukul 14.00-15.00 WIB dan kelas 1, 2, dan TK pukul 18.30-20.00 WIB. Namun, bagi siswa yang dapat tugas mendadak dari sekolah, kadang di luar jadwal juga ada yang datang, dan kami pun membantu mereka," kata perempuan yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi itu.
Elfina pun meminta, agar pemda setempat maupun pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih pada Rumah Belajar Cermat. Hal ini karena anak didiknya sangat membutuhkan sejumlah sarana pendukung. Seperti meja kecil untuk belajar, dan lainnya.
Di tempat sama, Azzahra Ratri Agustina, pelajar kelas 5 SDN Grogol 2 Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri mengaku sangat senang bisa belajar bersama dengan teman-teman yang dipandu oleh pembimbing di Rumah Belajar Cermat ini. Sehingga semua tugas dari sekolah dapat terselesaikan dengan baik.
Baca Juga: Paguyuban Pendekar Nusantara Siap Menangkan Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024
Menurut Ratri, ia dan teman-temannya juga merasa nyaman karena seluruh pengajar di tempat tersebut sangat sabar dalam mendidik. Dan selama proses pembelajaran mengutamakan menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan pakai masker, hingga menjaga jarak.
"Sampai sekarang, saya tidak menemui kesulitan dalam belajar. Semua pendidik sangat membantu, terlebih lagi ada WiFi gratis yang bisa mendukung belajar daring," katanya.
Ke depan, pelajar berhijab ini juga berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa kembali normal. (uji/ian)
Baca Juga: 3 Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata, Pj Wali Kota Kediri Berharap Jadi Motivasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News