Pemkot Siapkan 8 Pos Pantau Pasca Gelombang Pasang yang Menerjang Pesisir Timur

Pemkot Siapkan 8 Pos Pantau Pasca Gelombang Pasang yang Menerjang Pesisir Timur Beberapa perahu yang sempat tenggelam dan akhirnya sudah dievakuasi ke bibir pantai.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gelombang air pasang menerjang di pesisir timur, pemukiman warga Bulak Cumpat, Kecamatan Bulak Kota Surabaya, Rabu (11/11) malam. Akibatnya, 39 perahu nelayan setempat mengalami kerusakan, bahkan empat di antaranya sempat tenggelam. Selain itu sejumlah peralatan nelayan juga hilang.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung meninjau pemukiman nelayan dan memimpin kerja bakti di sana pada tadi pagi setelah mendapat informasi tersebut. Bahkan, saat melihat beberapa perahu mengalami kerusakan, ia langsung menginstruksikan jajarannya untuk membantu para nelayan itu memperbaiki perahu mereka.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

"Saya habis sholat subuh tadi langsung lari ke Kenjeran untuk melihat kondisinya. Lalu jam 7 pagi, saya baru sampai rumah dinas. Kenapa saya melakukan itu, karena saya tidak mau terlambat," katanya seusai meninjau permukiman nelayan.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, telah mengantisipasi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadinya gelombang air pasang di pesisir timur Surabaya.

"Untuk prediksi BMKG kita sosialisasikan. Selain itu, kita juga ada layar monitor (Weather Information Display) di dekat Taman Suroboyo yang bisa dipantau oleh semua warga kampung nelayan dan juga di beberapa titik yang sudah dipasang pemkot," kata Irvan, Kamis (12/11).

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Irvan menyebut, juga melakukan upaya mitigasi bencana. Seperti apa yang harus masyarakat pesisir pantai lakukan ketika terjadi gelombang air pasang. "Mungkin evakuasinya seperti apa, kemudian evakuasi perahu seperti apa, kemudian kontak 112 untuk bantuan," ujarnya.

Untuk mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang, pemkot telah menempatkan 8 pos pantau yang lokasinya tersebar di pesisir pantai Surabaya. Pertama, berada di Rumah Pompa Balung dan Rusun Romokalisari untuk Pos Pantau Pesisir Utara. Selanjutnya, berada di Sentra Ikan Bulak (SIB), Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, dan Kecamatan Gunung Anyar untuk Pos Pantau Pesisir Timur. Kemudian, berada di Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Karang Pilang untuk Pos Pantau Pesisir Barat.

"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati, maka evakuasi kita siapkan di SIB," paparnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Menurut Irvan, sebetulnya  sudah lama mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang untuk melindungi warga di pemukiman kampung nelayan. Upaya yang dilakukan itu seperti membangun dinding penahan ombak serta menanam ribuan pohon cemara udang.

"Untuk penguatan bibir pantai, sudah dilakukan sejak awal beliau (Wali Kota Risma) menjabat. Ini untuk menahan abrasi pantai dan juga gelombang dan cemara udang juga diyakini tahan terhadap gelombang," jelas dia.

Sementara untuk kapal nelayan yang mengalami kerusakan, Irvan mengatakan semuanya telah memiliki asuransi. Sedangkan bagi nelayan yang kapalnya mengalami kerusakan ringan, petugas BPB dan Linmas bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) membantu memperbaikinya.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

"Empat perahu juga sempat tenggelam, namun sudah dievakuasi ke bibir pantai," pungkasnya. (diy/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO