MALANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali membuat terobosan baru dangan mendorong pemikiran dan kajian strategis dengan meresmikan Pusat Studi Jawa Timur. Acara launching pusat studi ini dilaksanakan di Gedung Bundar Universitas Islam Malang (Unisma) dihadiri oleh pejabat Pemprov Jatim, Kepala Daerah Malang Raya, dan Pimpinan Unisma serta Duta Besar RI untuk Nigeria.
Pusat Studi ini digagas oleh Unisma, bermula dari pemikiran mengenai pentingnya menumbuhkan kajian strategis, penelitian, dan untuk memperkuat elan dan jati diri Jawa Timur sebagai 'the imagined community'. Pusat Studi juga dimaksudkan sebagai wadah pemikiran dan forum diskusi ahli serta lembaga studi yang melakukan penelitian dan pemikiran strategis berfokus pada lokus Jawa Timur.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Kini setelah Jawa Timur baru saja memperingati HUT ke-75, Menuju Indonesia Emas, kita perlu kajian mendalam bidang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Pemerintahan, bidang Pendidikan, bidang Manajemen, kajian Hukum Islam, bidang Kedokteran, Bidang Teknologi, bidang Ekonomi Syari'ah bahkan kajian pembuatan kebijakan strategis (strategic policy formulation) yang akan dibutuhkan oleh generasi mendatang dan Jawa Timur ke depan,"ujar Khofifah usai meresmikan pusat studi Jawa Timur ini.
Khofifah juga menjelaskan agar Pusat Studi ini terhubung dengan Dinas Kominfo Jatim, Bappeda Provinsi, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang menyediakan layanan informasi digital tentang perencanaan dan progres pembangunan di Jawa Timur. Khofifah yakin bahwa dalam bangsa yang besar selalu menempatkan dasar-dasar kemanusiaan sebagaimana adab keunggulan.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Di dalam khasanah Islam, kita punya konsep luhur untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan peradaban yang kita kenal dengan Al Kulliyatul Khams. Al Kulliyatul Khams ini yang harus diterjemahkan oleh para cendikiawan masa kini, dan dipraktekkan oleh penyelenggara negara, pemimpin masyarakat, dunia pendidikan tinggi bahkan generasi mendatang dalam dunia nyata," tandasnya.
Kalau Unisma punya jargon 'Dari NU Untuk Indonesia dan Peradaban Dunia', maka menurut Khofifah, sangat perlu melakukan kajian strategis sekaligus menghidupkan Al Kullyatul Khams ini. Nilai-nilai itu ialah khifdud diin (melindungi agama); khifdun nafs (melindungi jiwa); khifdul maal (melindungi harta); khifdul irdhi wan nasl (melindungi martabat dan keturunan), serta khifdul aql (melindungi hak berpendapat).
"Kalau nilai-nilai itu bisa dirumuskan kembali dalam dinamika multi kultur tentu bisa membangkitkan kembali kejayaan peradaban bangsa Indonesia dan Provinsi Jawa Timur," katanya.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Khofifah berharap melalui Pusat Studi ini, para ilmuwan, para cendekiawan dan para abdi negara dan pemerintahan dalam dan luar negeri serta para ahli asal Jawa Timur yang ada di seluruh dunia bisa duduk bersama tukar informasi terkini secara mendalam dan strategis jangka panjang. Kuatnya kajian strategis akan mengembangkan jati diri yang lebih menjadikan provinsi ini sebagai provinsi strategis di Indonesia bahkan dunia.
"Saya tahu jejaring intelektual Jawa Timur sangat kuat sekali. Mereka bahkan sebagian adalah orang orang sukses di kampus-kampus bertaraf dunia dan profesional handal di perusahaan besar. Saya berharap mereka punya tempat disini untuk presentasi pengalaman dan menyuntikkan kunci kunci sukses atau sekedar ngopi ilmiah atau lesehan akademik dimana saja mereka akan menanam benih intelektualitas dan pembelajaran baik lainnya," pungkasnya. (ns/*)
Baca Juga: Dimyati Ayatulloh, Cawalkot Abah Anton yang Dikenal Sebagai Sosok Berkarakter di SMAN 1 Kota Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News