SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa silaturahmi dengan Warga Jatim yang tergabung dalam Paguyuban Warga Jatim di Sumatera Selatan (Sumsel). Kegiatan ini dilakukan di sela-sela kunjungan misi dagang Jatim-Sumsel di Palembang, Selasa (1/12) malam, merupakan rangkaian kunjungan kerjanya untuk menemu kenali jejaring pelaku usaha dan jenis komoditas andalan dan unggulan di Sumsel seiring dengan kebutuhan di Jatim.
Suasana guyub, hangat, dan haru kental terasa saat Gubernur Khofifah hadir bersilaturahmi dengan Warga Jatim yang tinggal di Sumsel. Kedatangan Khofifah disambut gembira oleh warga masyarakat yang sudah bertahun-tahun merantau ke Sumsel. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Banyuasin, Dandim Banyuasin, Kadisbudpar Prov. Sumsel, Kadisbupar Prov. Jatim, Kadisperindag Prov. Jatim, Ketua, dan Anggota Paguyuban Masyarakat Jatim di Sumsel.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Tak hanya bersilaturahmi, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan kepada Paguyuban Masyarakat Jatim di Provinsi Sumsel. Dalam suasana keguyuban, Mantan Mensos RI itu mengajak Paguyuban Warga Jatim di Sumsel untuk memperkuat perdagangan antar daerah. Dari Sumsel bisa menjadi penjual atau pembeli ke Jatim, begitu juga sebaliknya dari Jatim bisa menjadi penjual atau pembeli bahkan bisa saling berinvestasi.
Menurut Khofifah, fungsi yang selama ini dilakukan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jatim bisa dilakukan paguyuban warga Jatim di provinsi-provinsi yang memungkinkan bangun konektivitas jejaring perdagangan. Sebagaimana diketahui Pemprov Jatim mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di 26 provinsi di Indonesia.
Lebih lanjut disampaikannya, dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, ada opsi atau pilihan bahwa kantor perwakilan dagang yang tadinya ada kantor, fungsi itu bisa dilakukan paguyuban warga Jatim. Paguyuban Warga Jatim ini akan menjadi bagian dari tim yang bisa membantu proses konektivitas perdagangan lebih luas dan militan. Lebih lanjut disampaikan, format ini sedang dipersiapkan agar lebih maksimal lagi. KPD ini akan secara bertahap akan disinergikan dengan paguyuban Jatim yang berada di masing-masing provinsi.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
“Mudah-mudahan ini akan lebih solid karena komitmen warga Jatim pasti akan memberikan kekuatan untuk bisa membawa saling mempertemukan penjual dan pembeli antar kedua provinsi,” jelas orang nomor satu di Jatim.
Dicontohkan, Warga Jatim yang ada di Sumatera Selatan sebanyak sekitar tiga juta jiwa tersebar pada 17 kabupaten/kota di Sumsel. Ini sangat nyekrup sekali dengan peluang dagang yang saling menguntungkan .
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
“Militansi sebagai Warga Jatim tetap akan menjadi penguat. Mereka bisa saja berpuluh tahun di sini, tetapi akan ada proses yang menjadi daya pengikat bahwa mereka adalah masyarakat Jatim yang sedang meniti karir, profesi di Sumsel,” tambahnya.
Ia juga mempromosikan Kawasan Industri Halal yang akan dikembangkan di Jatim untuk IKM dan UKM. Kawasan Industri Halal (KIH) sendiri adalah suatu area yang dikhususkan untuk produksi dan tempat penyimpanan produk halal. Dimana integrasi suatu produk halal dijamin oleh kawasan melalui sistem dan prosedur halal yang ketat.
“Kalau mereka pelaku UKM dan IKM, siapapun warga Indonesia bisa ambil posisi untuk punya lahan IKM dan UKM,” jelasnya.
Baca Juga: Kunjungi Kampung Kripik Olahan Ayam di Sidowungu Gresik, Khofifah Pesankan Dua Hal Penting
KIH ini merupakan pengembangan kawasan indistri di Safe N Lock berdiri di atas lahan seluas ± 462 hektar. Lahan kawasan industri halal ini direncanakan total 148 hektar. Sebagai pengelola, PT. Makmur Berkah Amanda siap menambah luasan kawasan industri halal, terutama untuk sektor pariwisata, makanan dan minuman, kosmetik hingga kesehatan.
Dalam silaturahmi itu, Gubernur Khofifah menampung aspirasi Warga Jatim yang tinggal di Sumatera Selatan. Bahkan gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengapresiasi Warga Jatim yang sukses memasarkan produk perhiasan hingga AS.
Ada beberapa perwakilan warga yang menyampaikan aspirasinya di hadapan Gubernur Khofifah. Diantaranya, Perwakilan Pondok Pesantren KH. Umar Said mengatakan, di Sumsel terdapat sekitar 380 pondok pesantren. Sebanyak 85 persen pimpinannya berasal dari Jatim. Tak hanya memberikan kontribusi lumbung pangan, tetapi komunitas Jatim di Sumsel mampu berkontribusi lumbung sumber daya manusia (SDM).
Baca Juga: Bersama Khofifah Hadiri Shalawat Akbar, Mas Iin Apresiasi Dukungan Bumi Sholawat
Karena itu ia berharap agar kualitas SDM alumni pesantren atau yang akan nyantri lebih baik masa depan. Selain ada hubungan dagang antara Sumsel dengan Jatim, ia juga berharap ada beasiswa santri yang merupakan Warga Jatim di Sumsel ke Jatim.
“Jadi kalau ada 5 santri yang dikirim ke Jatim, 5 kali 17 kabupaten/kota atau sekitar 85 santri setiap tahunnya. Kalau setiap tahun ada 85 santri dikirim ke Jatim, insyaallah nanti terjadi pengembangan kualitas santri,” jelasnya.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Perwakilan Pengusaha Perempuan kelahiran Jember, Pio mengatakan, usahanya yang telah dilakukan yaitu tour, travel dan transportation, serta UMKM binaan BI dan industri kreatif syariah nasional berupa herritage jewellery atau perhiasan khas Palembang yang berkolaborasi dengan pengrajin dari Jatim. Produk jewellery tersebut sudah dipasarkan dari Sabang sampai Merauke, di Asia dan AS. Penjualannya dilakukan melalui media sosial.
“Alhamdulillah sudah empat tahun berkolaborasi dengan pengrajin-pengrajin yang ada Jatim. Ada 6 KK pengrajin kami. Kami ekspor dari Jatim dan juga langsung dari sana. Antara Sumsel dan Jatim kami kawinkan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Banyuasin berasal dari Madura Kyai Fauzi menjelaskan, Lembaga Pengembangan Pertanian NU telah mengembangkan konsep baru yang membutuhkan kerjasama dengan Jatim. Di Sumsel ini membutuhkan bahan pertanian termasuk dolomit dari Jatim.
Baca Juga: Pembahasan Raperda APBD TA 2025 di DPRD Provinsi, Pj Gubernur Jatim: Siap Akselarsi Peningkatan PAD
“Kami membutuhkan dolomit karena tanah kami asam. Ini yang kami butuhkan salah satunya,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU sambil menjelaskan akan dikembangkan Ponpes Pertanian.
Perwakilan UMKM asal Kediri, Ustad Margono menyampaikan, saat Pandemi Covid-19 UMKM sedang mengalami krisis. Untuk mengantisipasinya, pihaknya bersama rekan-rekan UMKM berusaha melakukan inovasi dan terobosan khususnya para pedagang kecil, pedagang sate, pecel lele, pedagang makanan lainnya.
“Dengan adanya kunjungan Gubernur Khofifah, kami merasa sangat gembira. Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama dengan Provinsi Jatim, dan membuka perwakilan dagangnya yang diperkuat Paguyuban Warga Jatim, memberikan harapan kepada kami untuk mengembangkan pasar,” katanya.
Baca Juga: Cerita di Balik Lahirnya Majadigi, Upaya Pemprov Jatim Tingkatkan Layanan Digital Tiada Henti
Perwakilan Seniman Cak Mujianto menyampaikan, Reog Ponorogo dan Kuda Lumping se-Sumsel telah mengadakan show di OPI Mall. Namun ia tetap mengingatkan agar kesenian agar terus dibina oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
“Ini pertama kalinya kesenian Reog Ponorogo dan Kuda Lumping bisa masuk dan menunjukkan keseniannya di OPI Mall ini,” jelasnya.
Sementara itu Perwakilan ASN perantauan asal Kabupaten Gresik Saifudin mengapresiasi Gubernur Khofifah yang mencetuskan aplikasi rujukan One Gate System untuk Covid-19.
“Itu bisa menekan kematian, merujuk berapapun pasien bisa dideteksi secara dini. Itu melalui aplikasi yang dicetuskan Bu Gubernur. Pertama Jatim mencetuskan se-Indonesia,” kata Kabag Humas Kemenag Perwakilan Provinsi Sumsel.
Menurutnya, ASN berasal Jatim di Sumsel cukup banyak berkontribusi untuk pembangunan Sumsel. Diharapkan ada sinergi dari Pemprov Jatim. (ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News