SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Terjadinya aksi kekerasan antara anggota Polri dengan Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang mengusik mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) KH. As’ad Said Ali.
“Mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang “penguntitan”,” tulis Kiai As’ad Said Ali di akun facebooknya: As’ad Said Ali.
Baca Juga: Berantas Tindak Pidana Pertanahan, Kementerian ATR/BPN Gandeng Menhan dan BIN
Seperti diberitakan, 6 pengawal Habib Rizieq Shihab mati ditembak polisi di tol Jakarta-Cikampek Senin (7/12/2020). Peristiwa yang terjadi dini hari itu diakui Polda Metro Jaya sebagai penguntitan terhadap rombongan Habib Rizieq karena tersebar informasi akan ada pengerahan massa saat Imam Besar FPI itu diperiksa polisi.
Menurut Kiai As’ad Ali, istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah “penjejakan fisik” atau “physical surveillance”. “Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan,” lanjutnya.
Ia lalu menjelaskan, kalau penguntitan itu pakai mobil, maka mobil yang digunakan para penguntit minimal dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti atau yang dikuntit.
Baca Juga: Merasa Dipersulit Urus Izin, Seniman di Pamekasan Tuding Polisi Takut FPI, Begini Kata Wakapolres
“Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil, tetapi tetap berpura-pura tidak menjejaki yang bersangkutan. Misalnya mengatakan ada kesalahpahamanan,” kata Kiai As’ad Ali yang juga mantan Wakil Ketua Umum PBNU.
Ia menilai, kalau sampai terjadi aksi kekerasan, apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance. “Tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam,” tegas Kiai As’ad Ali.
Menurut dia, negara telah membentuk tim pencari fakta. “Semoga team bisa menjelaskan apa yang terjadi demi “kebenaran”. Rakyat nggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman Covid-19,” harapnya. (tim)
Baca Juga: Muncul Narasi Pribumi Harus Bangkit dari Hegemoni Ba'alawy dan China, Siapa yang NKRI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News