Tafsir Al-Kahfi 46: Al-Baqiyat Al-Shalihat

Tafsir Al-Kahfi 46: Al-Baqiyat Al-Shalihat Ilustrasi guru sedang mengajar mengaji. foto: Taufiq/ Masalembo.com

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

46. almaalu waalbanuuna ziinatu alhayaati alddunyaa waalbaaqiyaatu alshshaalihaatu khayrun ‘inda rabbika tsawaaban wakhayrun amalaan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

TAFSIR AKTUAL

Al-baqiah, artinya sesuatu yang tetap, yang terus ada, yang tersisa. Al-shalihah, artinya yang bagus. Suatu amal yang bagus yang tetap ada hingga bisa dinikmati di akhirat nanti, itulah al-baqiyat al-shalihat. Bisa berupa perbuatan (fi'liyah) dan bisa berupa perkataan (qauliyah).

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Sektor amal perbuatan seperti mewakafkan sebagian harta lillahi ta'ala, membuat sumur, saluran air, irigasi untuk semua kebutuhan makhluk. Selain itu bisa membuat jalan, jembatan, menanam pohon, penghijauan, sungguh amal-amal mulia, yang bukan hanya manusia saja yang menikmati, jin dan binatang melata dan jasad renik pun mengucapkan terima kasih.

Sektor ucapan, ada al-baqiyat al-shalihat yang "qashirah", kebajikannya bersifat pribadi, untuk diri sendiri dan ada yang "muta'addiyah", kebajikannya dinikmati pula oleh orang lain.

Al-qashirah berupa kalimah-kalimah thayyibah apa saja. Semisal Subhan Allah, wa al-hamd li Allah, wa la ilah illa Allah, wa Allah akbar, wa la haul wa la quwwah illa bi Allah al-'aliy al-'adhim. Pewirid kalimah ini tercatat sebagai orang shalih spiritual, tetapi hanya untuk diri sendiri.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Sedangkan al-muta'addiyah seperti mendidik, mengajarkan ilmu, dan pengetahuan, membimbing membaca al-qur'an, melatih kerja, keterampilan, dan sebagainya, maka kebagusannya bisa dinikmati orang lain. Inilah yang disebut ilmu manfaat, kebajikannya terus berjalan menambah pundi-pundi pahala.

Bila harus dipilah secara tegas dan mudah, maka ladang itu ada dua. Ada ladang dunia, yaitu harta dan anak keturunan dan ada ladang akhirat, yaitu al-baqiyat al-shalihat. Kadang ada orang yang punya keduanya: ladang dunia dan ladang akhirat dan itu hebat. Kadang punya sebagian dan sebagian. Yang dihindari adalah jangan sampai tidak punya ladang akhirat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO