Tapak Tilas Jejak Perdamaian Nasional, BPIP Ziarah ke Makam Bung Karno

Tapak Tilas Jejak Perdamaian Nasional, BPIP Ziarah ke Makam Bung Karno Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi bersama rombongan saat ziarah ke Makam Bung Karno. (foto: ist)

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila () Prof. Yudian Wahyudi beserta rombongan melakukan ziarah ke Makam Bung Karno, Rabu (30/12/2020). Agenda ziarah ke Makam Presiden Pertama RI ini dilakukan sebagai peringatan dan apresiasi atas sumbangsih Presiden Soekarno kepada Bangsa Indonesia.

Dengan mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Soekarno berhasil menyatukan wilayah dan komunitas dengan beragam latar belakang agama dan budaya menjadi satu entitas politik tunggal bernama Republik Indonesia.

"Prestasi Soekarno menyatukan entitas politik secara damai ini, meneladani perjuangan Rasulullah SAW yang berhasil menaklukkan Kota Mekkah dengan semangat rekonsiliasi dan tanpa pertumpahan darah. Peristiwa yang dikenal dengan Fatkhul Makkah ini terjadi pada bulan Desember 629 Masehi," ujar Yudian Wahyudi usai memanjatkan doa di Pusara Bung Karno.

Usai ziarah ke Makam Bung Karno, rombongan langsung bergeser Makam Presiden RI Keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Karena pada bulan yang sama, tepatnya pada tanggal 30 Desember, Gus Dur yang dikenal sebagai Tokoh Pluralisme Indonesia itu wafat.

Presiden Keempat Indonesia ini dikenal sebagai figur penting yang memperjuangkan toleransi beragama dan kesetaraan untuk semua kelompok agama. Titik sejarah yang mempertemukan prestasi Soekarno meneladani Rasulullah SAW dalam relasi berbangsa/bernegara dan kepemimpinan Gus Dur dalam hubungan antaragama pada tanggal 30 Desember ini patut diperingati sebagai Jejak Perdamaian Nasional. Dalam konteks itulah, ziarah Kepala ke Makam Bung Karno dan Gus Dur ini memiliki signifikansi historis.

"Dari kedua tokoh pemimpin bangsa ini menunjukkan bahwa toleransi dan perdamaian merupakan pilar penting kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pemimpin bangsa itu juga menunjukkan bahwa toleransi juga memerlukan syarat, yaitu adanya konsensus," imbuhnya.

Dia menambahkan, agenda ziarah ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk menguatkan kembali semangat rekonsiliasi antarelemen bangsa dan memperkukuh perdamaian nasional. Semangat rekonsiliasi dan perdamaian ini terutama dibutuhkan ketika bangsa tengah menghadapi ujian berat pandemi Covid-19 ini. Ziarah ke makam para tokoh pemimpin bangsa dan pahlawan nasional ini direncanakan akan menjadi agenda tahunan rutin . (ina/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO