GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPRD Gresik merespons langkah cepat calon bupati terpilih Fandi Akhmad Yani yang akan langsung melakukan normalisasi total Kali Lamong, begitu dilantik sebagai bupati. Normalisasi anak Sungai Bengawan Solo ini, akan dilakukan mulai dari hilir Kali Lamong di Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas.
"Sesuai hasil studi LARAP (Land Acquasition and Resettlement Action Plan), normalisasi dilakukan dari hilir agar penampungan untuk pembuangan air lebih lebar. Sehingga, gelontoran air dari hulu cepat terbuang," ujar Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Menurut Mujid, jika normalisasi Kali Lamong dimulai dari hulu dan hilir tetap menyempit, maka tetap tak akan mampu menampung debit air. "Makanya, kami sepakat normalisasi dimulai dari hilir," jelas Ketua DPC PDIP Gresik ini.
Mujid menjelaskan, normalisasi tersebut membutuhkan lahan cukup besar. Dari pemaparan BBWS, lahan yang dibutuhkan sepanjang 109,66 hektare atau hampir 110 ha. Lahan yang akan digunakan itu ada yang berstatus milik pribadi (perorangan), tanah kas desa (TKD), hingga tanah negara (TNK).
"Makanya, DPRD telah meminta tim Pemkab Gresik untuk memetakan status tanah untuk pembebasan," terang Mujid.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Untuk pembebasan lahan, pemkab telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar pada APBD 2021. Kemudian, akan kembali dianggarkan untuk tambahan pada APBD-Perubahan 2021.
"Agar beban Kabupaten Gresik tak terlalu berat dalam menanggung anggaran untuk pembebasan lahan, DPRD berharap keterlibatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar membantu alokasikan anggaran untuk pembebasan lahan," harapnya.
Mujid mengapresiasi normalisasi Kali Lamong yang merupakan program prioritas Gus Yani-Bu Min. "Jadi, Gus Yani-Bu Min targetnya dalam lima tahun menjabat, Kali Lamong harus tuntas sehingga tak kembali meluap," katanya.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
Berdasarkan data BBWS, Kali Lamong yang membentang di Kabupaten Gresik sepanjang 64 km serta melintasi 24 desa di 5 kecamatan. Untuk mengatasi luapan Kali Lamong di musim hujan, maka dibutuhkan normalisasi total.
"Estimasi tahun 2019 untuk proyek normalisasi total Kali Lamong di luar pembebasan lahan dibutuhkan anggaran sekitar Rp Rp 960 miliar," paparnya.
Lanjut Mujid menambahkan, dari hasil pemaparan BBWS bahwa Kali Lamong saat ini mengalami pendangkalan dan hanya mampu menampung air 250 m3 per detik. Sedangkan air hujan yang masuk rata-rata 700 m3 per detik.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029
"Untuk pengendapan (sedimen) rata-rata 5 mili per hari. Sehingga, setahun mencapai 1 juta kubik. Saat ini, ada sekitar 3 juta meter kubik sedimen yang akan diangkut di Kali Lamong saat dilakukan normalisasi. Makanya, ketika curah hujan tinggi, air langsung meluber karena Kali Lamong tak mampu menampung," pungkasnya. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News