Banjir Jombang, Ratusan Pengungsi Pilih Bertahan di Tanggul Brantas

Banjir Jombang, Ratusan Pengungsi Pilih Bertahan di Tanggul Brantas Pengungsi yang bertahan di Tanggul Sungai Brantas. (foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Banjir yang diakibatkan jebolnya Tanggul Sungai Avoeur Besuk dan Brawijaya yang berada di Kecamatan , Kabupaten Jombang kian meluas.

Sebelumnya, lokasi banjir hanya di wilayah Desa Gondangmanis, Kecamatan . Kini, banjir sudah mulai masuk ke Desa dengan ketinggian air mencapai dua meter lebih.

Baca Juga: Hasil Operasi 2024 Polres Jombang, Ribuan Botol Miras Berbagai Merk Dimusnahkan

Karena tingginya air, hampir seluruh warga desa tersebut mengungsi di tempat aman yang disediakan pemdes setempat.

Namun ada pemandangan yang aneh ketika melihat banyaknya tenda-tenda berjajar di atas Tanggul Sungai Brantas yang berada di Desa . Ternyata, tenda dengan terpal seadanya tersebut milik pengungsi yang memilih bertahan saat rumahnya terendam air.

Terlihat, kurang lebih dua kilometer tanggul ini, dipenuhi dengan tenda-tenda yang dibangun warga dengan bahan terpal yang diikatkan pada batang bambu. Beberapa tenda berbentuk tenda tertutup, namun tak jarang juga berbentuk tenda terbuka. Sedangkan untuk alas tenda hanya menggunakan terpal yang dilapisi karpet bagian atasnya.

Baca Juga: Dorong Perekonomian, Disperkim Jombang Bangun Jalan Penghubung Antar Desa

Pemuda, anak-anak, bayi, ibu-ibu, hingga lansia terlihat menempati tenda-tenda darurat tersebut. Selain itu, sejumlah hewan ternak juga diletakkan warga di lokasi ini usai berhasil diselamatkan dari rumahnya.

Dari pengakuan salah satu pengungsi yang berada di tanggul tersebut, Siti Saroh (50), Warga Dusun Kedunggabus, Desa bahwa dirinya sudah sejak Jumat (5/2/2021) malam menempati tenda, usai rumahnya mulai terendam air.

Baca Juga: Atasi Banjir Sejak 17 Tahun, Pemkab Jombang Normalisasi Sungai di Desa Sidokerto

"Sekitar pukul 23.00 WIB, saya dan warga lainnya mulai pindah ke sini. Karena ini tempat tanah yang paling tinggi. Kami bangun tempat seadanya, siapa pun yang mau mengungsi di sini masih bisa. Ya pokoknya bisa untuk tidur dan berlindung," ujarnya saat ditemui di lokasi, Minggu (7/2/2021).

Diakui juga, pihak pemdes memang sudah sempat mengajak mereka untuk pindah ke tempat pengungsian dan posko yang terpusat di Balai Desa . Namun, karena pertimbangan jarak dan ketersediaan lahan, banyak warga akhirnya memilih tetap bertahan.

"Kalau ke balai desa jauh, Mas. Mending di sini saja, dekat rumah. Juga bisa mengawasi hewan buat yang punya ternak," tutur Saroh.

Baca Juga: Selain Bantu Evakuasi Warga, BPBD Jatim Kirim Bantuan Logistik ke Mojokerto dan Jombang

Karena bertahan di pengungsian tak resmi, lanjut Saroh, warga di sini mengalami kendala lantaran masih harus memasak sendiri untuk kebutuhan makanan mereka. Selain itu, juga tak adanya fasilitas MCK.

"Bantuan cuma datang dari teman-teman saja, makan ya masak sendiri, kebetulan bawa kompor dan elpiji, kalau dari pemerintah belum ada ini. Untuk mandi dan buang air besar juga kesulitan," tegasnya.

Terpisah, Kepala Desa Zainal Arifin tak membantah akan adanya hal itu. Pihaknya mengakui masih banyak warga yang nekat bertahan di tanggul dengan tenda darurat. Kondisi para pengungsi di tanggul ini cukup memprihatinkan. Selain penyaluran bantuan yang masih minim kepada mereka, pendataan juga belum bisa dilakukan.

Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah

"Jadi untuk pengungsi yang tercatat di balai desa, ada 400 lebih warga, yang di tanggul juga masih sangat banyak. Jadi yang di tanggul memang tidak terdata sampai sekarang berapa jumlahnya. Ya sementara hanya distribusi hanya mereka butuh minum dikirim, butuh makanan dikirim," jelasnya.

Pemdes berharap agar para pengungsi yang masih bertahan di tanggul untuk mau bergabung dan pindah ke tempat pengungsian di balai desa. Upaya membujuk mereka pun terus dilakukan agar mau pindah ke tempat aman.

"Kita sudah siagakan SD Bandar 1 dan SD Bandar 2 kalau memang balai desa sudah penuh, untuk arena pengungsi. Tapi rata-rata penduduk memang masih ragu. Kita cuma bisa berharap mereka mau terpusat di sini, sehingga penyaluran bantuan mudah, pendataan kesehatan juga bisa dilakukan. Tentu kita juga mengkhawatirkan ada lansia juga anak-anak di sana, kalau hujan kan bagaimana," pungkas Zainal. (aan/zar)

Baca Juga: Tinjau Banjir di Jombang, Khofifah Salurkan Bantuan dan Upayakan Pengerukan Dam Siphon Jadi 24 Jam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO