Menuju Puncak Panen, Khofifah Minta Bulog dan BUMN Tingkatkan Serapan Pembelian Beras Petani

Menuju Puncak Panen, Khofifah Minta Bulog dan BUMN Tingkatkan Serapan Pembelian Beras Petani Gubernur Khofifah meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021) siang.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menuju puncak masa panen, Gubernur Jawa Timur meninjau gudang Bulog Divre Jawa Timur untuk meningkatkan penyerapan beras dari petani. Jika hari-hari ini serapan Bulog pada beras petani adalah 1.500 ton per hari, Gubernur Khofifah meminta ditingkatkan menjadi 2.000 ton beras per hari, jika belum maksimal dimohon BUMN lainnya ikut menyerap, tentu atas penugasan Menteri BUMN.

Hal itu menjadi penekanan yang disampaikan Gubernur Khofifah usai meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021) siang. Gubernur Khofifah meminta agar Bulog meningkatkan serapan beras petani dengan harga minimal sesuai HPP.

“Jadi pergerakan penyerapan beras oleh Bulog harus ditingkatkan. Jika biasanya Bulog menyerap beras masyarakat 1.500 ton per hari, maka hari ini saya minta bergerak menjadi 2.000 ton per hari,” tegas Gubernur Khofifah.

Peningkatan serapan beras masyarakat oleh Bulog harus dilakukan seiring dengan masa puncak panen padi yang akan tiba di akhir Maret sampai pertengahan April mendatang. Daerah penghasil beras mulai panen, dan harus segera diserap sebagai langkah konkret perlindungan pemerintah pada petani.

“Saya juga sudah sampaikan usul ke pemerintah pusat, kalau ada beras yang harus diserap jangan sampai harga gabah dan beras di bawah HPP. Dan saya juga usul agar ada kebijakan seperti tahun lalu, di mana bank himbara ikut menyerap beras saat sedang menuju puncak panen seperti hari-hari ini,” ucap Gubernur Khofifah.

Maka perlindungan pada petani terutama produsen beras benar-benar bisa diberikan dan upaya tersebut bisa berseiring dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, Gubernur Khofifah ke depan juga minta tambahan dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian untuk mengupayakan penyediaan dryer atau mesin pengering bagi petani. Agar mereka lebih mudah mengeringkan gabah sehingga kandungan air yang cukup tinggi dapat terbantu.

Di sisi lain, dalam hal produksi padi, Provinsi Jawa Timur kembali mencetak prestasi. Pasalnya, berdasarkan rilis BPS terbaru yang dirilis bulan Maret 2021, dicatatkan bahwa Jatim berhasil menduduki peringkat pertama daerah penghasil padi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), dengan luas panen 1.754.380 ha, Jawa Timur dapat menghasilkan padi sebanyak 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.

Capaian ini bahkan menggeser posisi Jawa Tengah yang sebelumnya bertengger di peringkat pertama. Tahun ini, Jateng menempati urutan kedua di mana dengan luasan panen 1.666.931 ha, berhasil menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO