SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. minta para ulama dan kiai merenung atas beberapa musibah yang menimpa Indonesia beberapa hari terakhir ini. Di antaranya terbakarnya kilang minyak milik Pertamina di Balongan Indramayu Jawa barat, Senin (29/3/2021) dini hari. Padahal kilang minyak ini baru beroperasi sejak 1994 dan salah satu kilang minyak terbesar di Asia Tenggara.
“Negara mengalalami kerugian sangat besar,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu, Rabu (31/3/2021). Belum lagi soal kasus teror yang masih terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Karena itu Kiai Asep minta para ulama dan kiai tafakur atas beberapa musibah yang menimpa negeri ini. Sebab hanya ulama yang paham dan punya otoritas tentang agama. “Addinun nashihah. Agama itu nasihat. Kalau diikuti akan baik. Tapi kalau tidak diikuti akan tidak baik. Bahkan bisa ada malapetaka,” tegas Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, ulama harus obyektf. “Ulama harus memberikan masukan yang baik dan obyektif serta jujur kepada pemerintah,” kata Kiai Asep. “Jangan karena ada kepentingan lalu jadi tukang stempel pemerintah,” tambah Kiai Asep yang dikenal sebagai pendukung berat Presiden Joko Widodo.
Karena, kata Kiai Asep, masukan yang tidak obyektif sama dengan menjerumuskan pemerintah. Dan yang menanggung akibatnya pasti pemerintah dan rakyat Indonesia.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Kiai Asep lalu menyinggung soal vaksin AstraZeneca. Menurut dia, seharusnya ulama – terutama Majelis Ulama Indonesia (MUI) – berpatokan pada kaidah alkhuruj minal khilaf mustahabbun. “Jadi keluar dari khilaf itu dianjurkan,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu sembari mengatakan bahwa proses pembuatan vaksin AstraZeneca memakai tripsin pangkreas babi.
Menurut dia, ulama harus menyelamatkan umat dari kemungkinan-kemungkinan bahaya yang bertentangan dengan agama, termasuk kemungkinan barang najis yang masuk ke dalam tubuh. Kiai Asep, sekali lagi mengatakan, jangan karena kita punya kepentingan lalu memberi masukan tidak obyektif pada pemerintah. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News