SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Upaya Pemkab Sidoarjo memperbaiki jalan rusak mendapatkan tanggapan dari mantan anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS).
BHS memberikan apresiasi perbaikan jalan yang dilakukan secara cepat melalui program Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK).
Baca Juga: Rakor Bersama DPRD, Pjs Bupati: Perkuat Sinergi Turunkan Angka Korupsi di Sidoarjo
Meski begitu, BHS juga meminta agar perbaikan jalan tetap dikerjakan sesuai prosedur teknis pengaspalan jalan. Sehingga jalan yang sudah diperbaiki tidak cepat rusak kembali.
"Saya berikan apresiasi karena pemkab sudah memperbaiki jalan ini secara cepat. Hanya saja setelah diperbaiki, ternyata jalan itu ada yang rusak dengan cepat. Itu berarti ada satu prosedur yang belum dijalankan dengan baik," cetus BHS saat melihat hasil perbaikan jalan di Desa Banjarpanji Kecamatan Tanggulangin, Rabu (31/3/2021) sore.
Saat melihat jalan di Desa Banjarpanji itu, BHS melihat kondisi aspalnya sudah banyak yang mulai mengelupas dan memudar. Padahal, perbaikan jalan itu belum sebulan.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi Insentif BPPD Sidoarjo: 4 Saksi Bantah Terima Uang
BHS pun menyayangkan jika kualitas perbaikan tidak maksimal dan tidak sesuai harapan. "Kami hanya mengingatkan kalau pengaspalan jalan itu ada prosedur yang harus dijalankan agar maksimal dan kualitasnya cukup baik," tegasnya.
Kata BHS, soal perbaikan jalan aspal, tidak hanya masalah kualitas materialnya saja. Akan tetapi, yang harus dipertimbangkan adalah Sumber Daya Manusia (SDM)-nya.
Yakni SDM yang mengerjakan perbaikan harus memiliki kemampuan teknis dan profesional dalam pengerjaan pengaspalan jalan. "Pada saat saya di Komisi V, Kementerian PU mensyaratkan semua yang mengerjakan jalan itu harus mempunyai sertifikat," tandas BHS.
Baca Juga: Pastikan Layanan Kesehatan Optimal, Pjs Bupati Sidoarjo Sidak RSUD Notopuro
Kata BHS, jika SDM profesional, maka dia tahu bagaimana prosedur pengaspalan yang tepat. Misalnya saja sebelum diaspal, jalan harus dibersihkan, tidak boleh ada air, hingga aspal yang harus dipanasi untuk menghasilkan rekatan yang baik.
Selain itu, permasalahan yang kedua, terkait kondisi jalan di wilayah banjir. Baiknya jika musim hujan jangan dulu diaspal karena bakal rusak kembali. “Cukup diuruk saja, yang penting tidak membahayakan masyarakat yang ada,” urai owner PT Dharma Lautan Utama (DLU) Grup ini.
Politikus Partai Gerindra itu juga mengingatkan perbaikan saluran air sebagai penopang perbaikan jalan. Hal itu untuk menyempurnakan kualitas jalan yang diperbaiki.
Baca Juga: Siang-Malam, Plt Bupati Sidoarjo Sisir Warga yang Butuh Bantuan
BHS juga menanggapi soal rencana pengecoran jalan di Sidoarjo. BHS menilai, jalan cor tidak bisa diterapkan di semua jalan. Apalagi, di jalan yang sering tergenang air saat hujan, karena akan memicu timbulnya lumut. Kondisi itu akan membuat jalan licin dan bisa membahayakan pengendara jalan.
"Belum lagi, biaya jalan cor beton itu juga lebih mahal dari jalan yang menggunakan aspal. Bahkan jalan cor kualitasnya tidak sebagus aspal, terutama untuk roda kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi," pungkas BHS. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News