KEDIRI (BangsaOnline) - Komisi D DPRD Kabupaten Kediri mengusulkan mata pelajaran Tanggap Bencana sebagai muatan lokal (Mulok) di sekolah yang wilayahnya masuk dalam kategori rawan bencana. Mulok tersebut untuk memberikan bekal pengetahuan pada anak-anak dalam menghadapi bahanya bencana di sekitar lingkungannya.
Aggota komisi D DPRD Kabupaten Kediri, Taufiq Chafifudin, mengatakan, perlunya pelajaran tanggap bencana pada anak-anak disetiap sekolah. Hal itu menurutnya sebagai langkah antisipasi jatuhnya korban terutama anak-anak didaerah rawan bencana.
Baca Juga: 50 Anggota DPRD Kabupaten Kediri Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
“Kita tida bisa cukup berbangga hati dengan erupsi gunung Kelud yang tidak ada korban. Karena disitu justru banyak pelajaran yang bisa kita ambil, penanganan bencana saat itu sangat amburadul. Untuk itu perlu kiranya pengetahuan penanggulangan bencana agar warga terutama anak-anak lebih tanggap terhadap gejala bencana dilingkungan mereka,” ujarnya.
Wilayah Kabupaten Kediri yang berdekatan dengan kawasan gunung berapi dan pegunungan lain, memiliki potensi bencana cukup tinggi. Di Kabupaten Kediri, sedikitnya terdapat empat kecamatan dari 26 yangvmasuk kawasan bahaya gunung berapi. Keempat kecamtan itu yakni, Kecamatan Ngancar, Puncu, Kepung dan Kecamatan Wates.
Di wilayah barat sungai Brantas yang merupakan wilayah pegunungan, memiliki potensi bencana longsor.
Baca Juga: Tuntut Redistribusi Lahan HGU, Ratusan Warga Puncu Geruduk Kantor Pemkab Kediri
“Untuk gunung Kelud sebagai gunung berapi aktif, jelas dipastikan akan terjadi erupai kembali, sementara wilayah pegunungan lainnya memiliki potensi bencana longsor sebagaimana yang terjadi beberapa waktu lalu. Dengan itu patut kiranya warga masyarakat terutama anak-anak memiliki pengetahuan tanggap bencana, agar mereka lebih mengenali karakter lingkungannya, termasuk potensi bencana yang bakal terjadi, entah kapan datangnya,” lanjut Taufiq.
Kurikulum itu menurut Taufiq akan diberikan pada pada sekolah setingkat SD dan SMP. Kurikulum itu berupa pengetahuan dan juga ketrampilan untuk mengenali tanda-tanda bencana.
“Mengapa anak-anak, karena mereka termasuk kelompok rentan menjadi korban bencana. Jika mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan tanggap bencana, kejadian yang tidak kita harapkan dapat kita cegah. Disamping itu, kita harapkan dengan Mulog tanggap bencana mereka dapat memiliki kearifan lokal untuk menjaga lingkunganya,” jelas Taufiq.
Baca Juga: Paripurna DPRD Kabupaten Kediri, Fraksi NasDem tak Sampaikan PU atas LKPJ, ini Alasannya
Taufiq menjelaskan, dalam waktu dekat, komisi D akan segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk membahan rencana tersebut.
“Biarpun ini masih bersifat inisiatif, kita akan serius untuk menggodok rencana tersebut,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News