BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Tak adanya nama muassis Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapat kecaman keras dari H. Syafiuddin, Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menolak keras Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 yang sudah diterbitkan dalam bentuk soft copy (salinan lunak) tersebut.
"Saat rapat Fraksi PKB, kami sudah menyoroti secara keras terhadap tidak adanya nama KH Hasyim Asy'ari dan Syaichona Kholil di Kamus Sejarah Jilid 1 Nation Formation (1900-1950). Oleh karena itu, F-PKB menolak adanya Kamus Sejarah terbitan Kemendikbud tersebut," jelas Syafiuddin Asmoro yang merupakan Anggota Komisi V DPR RI.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asyari: Pemersatu Umat Islam Indonesia, Khofifah: Dahysat Secara Substansi
Menurutnya, tokoh yang dimasukkan dalam Kamus Sejarah Indonesia tidak dilakukan secara objektif. "Terkesan Kemerdekaan Indonesia hanya sebuah pemberian, bukan atas perjuangan bangsa Indonesia," katanya.
"Kalau objektif, karena sampulnya menggunakan gambar Kiai Hasyim Asy'ari, seharusnya isi konten juga berisi tentang perjuangan Kiai Hasyim Asy'ari. Tapi, yang tertulis malah tokoh-tokoh Jepang dan Belanda, bahkan melupakan pahlawan nasional kita," terang Abah Syafi' sapaan akrab Syafiuddin.
Selain Kiai Hasyim Asy'ari, lanjut Syafiuddin, juga banyak tokoh NU lainnya yang seharusnya masuk dalam kamus sejarah tersebut, antara lain Syaichona Kholil.
Baca Juga: Syafiuddin Sosialisasikan 4 Pilar di Pondok Pesantren Manbaul Hikam
"Syaichona Kholil bukan hanya sebagai inisiator Nahdhatul Ulama, kiai, dan ulama. Walaupun belum menjadi pahlawan nasional, beliau telah menorehkan sejarah panjang perjuangan, pendidikan, dan pondok pesantren, bahkan sebagai episentrum santri dan pesantren nusantara," papar Syafiuddin
"Saya orang Madura, saat rapat fraksi memang saya katakan kalau Syaichona Kholil belum menjadi pahlawan nasional hingga sekarang. Namun secara de facto, para ulama Nusantara melihat Syaichona Kholil ini juga merupakan bagian dari pergerakan kemerdekaan bangsa," jelas Syafiuddin.
"Jadi kami menginginkan, sebagai pahlawan nasional nama Kiai Hasyim Asy'ari dan Syaichona Kholil diharapkan dapat dimunculkan di dalam buku sejarah sebagai pejuang bangsa melalui Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan berserikat," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Baca Juga: Rapat Bersama Banggar DPR-RI, Pj. Gubernur Jatim: Momen Salurkan Aspirasi Pembangunan Daerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News