BangsaOnline - Salah satu pelaksana tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Indriyanto Seno Adji, rupanya mengidap kanker hati. Dia pun mesti menjalani pengobatan rutin buat penyakitnya itu.
Sebelumnya beredar kabar Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana itu bakal mengundurkan diri lantaran tak sanggup dibebani pekerjaan terlampau berat di KPK. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memilihnya dan mempercayakan kepadanya buat mengisi kekosongan ditinggalkan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto lantaran ditetapkan sebagai tersangka oleh Badan Reserse Kriminal Polri. Berita itu pun langsung dibantah oleh Plt Wakil Ketua KPK, Johan Budi Sapto Prabowo.
Baca Juga: Kota Pasuruan Perkuat Komitmen Antikorupsi lewat Sosialisasi dan Pakta Integritas DPRD
"Tidak benar beliau (Indriyanto) akan mundur," tulis Johan melalui pesan singkat, Selasa (24/2).
Wakil Ketua KPK Zulkarnain menyatakan, tidak ada masalah dengan kondisi kesehatan Indriyanto. Bahkan dia mengaku Indriyanto sudah berjanji bakal menjalankan tugas sejauh dia masih sanggup.
"Ya sudah, dia juga sudah mengatakan sejauh dia bisa melaksanakan tugas sesuai keahlian dia sebagai pimpinan KPK," ujar Zulkarnain kepada awak media di Gedung KPK.
Baca Juga: Eks Kades Kletek Sidoarjo Dituntut 1 Tahun 10 Bulan Penjara di Kasus Dugaan Korupsi PTSL
Zulkarnain menyatakan kinerja KPK juga tak bakal terganggu apabila Indriyanto mesti bolak-balik ke Singapura buat berobat. Sebab, menurut dia, waktu berobat bisa diatur sedemikian rupa supaya tidak mengganggu pekerjaan. "Itu kan bisa diatur. Kan bisa Sabtu atau Minggu," ujar Zulkarnain.
Berbeda dengan Zulkarnain, Buya Syafii Maarif menyarankan agar Indriyanto diganti saja.
"Ya sudah, empat (pimpinan) kan boleh. Meskipun dipersoalkan juga sih empat. Kalau memang tidak sehat, menurut saya diganti saja," kata Buya Syafii Maarif.
Baca Juga: Pembina AJB Dipercaya KPK Beri Ulasan Terkait Integritas Pejabat dan Pelayanan Pemkab Bangkalan
Menurutmantan Ketua PP Muhammadiyah itu, menjadi pimpinan KPK memerlukan fisik dan mental yang kuat. Apalagi saat ini KPK tengah menjadi sorotan publik.
"Ini kan memerlukan fokus, fisik mental harus kuat menghadapi ini. Mendapat tekanan dan pengawasan publik luar biasa," jelas Buya.
"Menjadi harapan orang, KPK ini lah, soal korupsi. Ini kan anak emas reformasi toh, masa mau dibunuh," imbuhnya.
Baca Juga: 22 Saksi Ngaku Tak Tau soal Penggunaan Pemotongan Dana Insentif Pegawai BPBD Sidoarjo
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Istana belum mendapat informasi terkait dengan mundurnya Indriyanto Seno Adji."Istana belum ada sikap karena belum dapat informasi. Kami belum bereaksi," ujar Pratikno di Istana Negara, Selasa, 24 Februari 2015.
Menurut Pratikno, hari ini, Istana akan mengundang KPK, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung untuk membahas soal perbaikan kinerja dan penegakan hukum, pemberantasan korupsi, serta penyinergian tiga lembaga tersebut. "Mungkin soal itu juga akan dibahas besok," ucapnya.
Pelaksana tugas pemimpin KPK lain, Johan Budi Sapto Prabowo, membenarkan koleganya itu sakit dan harus menjalani pengobatan. Namun Johan mengaku belum tahu apakah Indriyanto akan mundur akibat penyakitnya tersebut.
Baca Juga: Rakor Bersama DPRD, Pjs Bupati: Perkuat Sinergi Turunkan Angka Korupsi di Sidoarjo
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo resmi melantik tiga pelaksana tugas pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, yakni Johan Budi Sapto Prabowo, Taufiequrachman Ruki, dan Indriyanto Seno Adji. Ketiganya dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 14-16 P Tahun 2015. Adapun Ruki didapuk sebagai pelaksana tugas Ketua KPK, sementara Indrianto dan Johan sebagai pelaksana tugas pimpinan KPK. (dtc/tmp/mdk/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News