Sertijab Bupati-Wabup Pacitan, Khofifah: Jatim Penyumbang Padi 18,2% Tertinggi se-Indonesia

Sertijab Bupati-Wabup Pacitan, Khofifah: Jatim Penyumbang Padi 18,2% Tertinggi se-Indonesia Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sambutan dapam prosesi serah terima jabatan (Sertijab) Bupati dan Wakil Bupati Pacitan terpilih di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat (7/5). foto: ist/ bangsaonline.com

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa menghadiri prosesi serah terima jabatan (Sertijab) Bupati dan Wakil Bupati terpilih di Pendopo Kabupaten , Jumat (7/5). Sebelumnya, Gubernur melantik Bupati dan Wakil Bupati , Senin, 26 April 2021.

Secara khusus, Gubernur meminta kepada Bupati Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin fokus memberikan penguatan di sektor pertanian, perikanan, wisata, serta SDM, utamanya di sektor pendidikan vokasi.

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

"Saya menyampaikan apresiasi, karena Pak Bupati yang sudah menyampaikan dengan detail. Hari ini sektor pertanian sangat butuh beradaptasi dengan teknologi pertanian, begitu juga dengan sektor perikanan. Bagaimana menguatkan nilai tambah nelayan itu juga penting," harapnya.

memaparkan bagaimana sektor pertanian terus tumbuh positif, utamanya dalam jenis tanaman padi meskipun dalam keadaan pandemi. Berdasarkan data BPS tercatat produksi padi di Jawa Timur tahun 2020 sebanyak 9.944.538 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 363.600 ton atau 3,97%. Dengan capaian itu, maka Provinsi Jatim menjadi penyumbang 18,2% produksi padi nasional sekaligus tertinggi di Indonesia.

"Kita juga pastikan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan juga tumbuh positif saat pandemi covid-19. Saat ini market pasar ikan ke luar negeri juga cukup besar. Oleh karena itu, kita berharap adanya penguatan hilirisasi," ungkap .

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Terkait peningkatan nilai tambah tersebut, menegaskan bahwa hal itu bisa dikaitkan dengan langkah petik, olah, kemas, dan jual.

"Kalau misalnya program ini ketemu dengan format teknologi yang tepat. Format petik, olah, kemas, jual bisa diterapkan untuk meningkatkan nilai tambah petani dan nelayan lebih signifikan lagi," paparnya.

Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman

Penekanan di sektor pertanian ini, sebut , juga merujuk pada struktur utama perekonomian di Kab. pada 2020 di mana bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan berada di posisi pertama yaitu sebesar 28,59%. Angka tersebut tumbuh sebesar 3,80% dari 2020 yang lalu. Maka dari itu Pemkab diharap bisa memanfaatkan keunggulan tersebut mengingat sektor pertanian dinilai tidak terlalu terpengaruh pandemi Covid-19.

Selanjutnya, di posisi kedua terdapat sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 17,28%. Lalu disusul sektor kontruksi sebesar 9,39%.

"Di sektor ini diharapkan bisa dilakukan penguatan di bidang pendidikan vokasinya," ujarnya.

Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024

Gubernur menyebut, pendidikan vokasi bisa menjadi kunci utama kemajuan SDM di Kabupati .

"Selain itu, penguatan pendidikan vokasi juga sangat penting. Utamanya dalam digitalisasi sistemnya. Format-format yang bisa mensinergikan semuanya saya rasa semakin terbuka. Sehingga nantinya, pendidikan vokasi ini bisa menjadi unsur penguatan utamanya dalam bidang skill yang bisa membawa percepatan kemajuan kedepannya," imbuhnya.

Mantan Menteri Sosial RI itu juga memberikan dukungan penuh kepada Bupati Indrata dan Wakil Bupati Gagarin terhadap program yang akan diambil untuk memajukan Kab. dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba

Sementara itu, Indeks Gini Kabupaten dari 2019-2020 menunjukan penurunan ratio. Tercatat pada 2019 berada pada 0,371% dan turun menjadi 0,325% pada 2020. Itu artinya ketimpangan sosial di makin kecil. Hal itu juga berseiring dengan rendahnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten sebesar 2,02%. Ini merupakan TPT terkecil se-Jatim.

Masih dalam paparannya, juga menjelaskan soal bagaimana pentingnya penguatan daya beli masyarakat. Karena pada dasarnya perekonomian di Jatim terkontribusi oleh konsumsi masyarakat sebesar 60,04%.

Tak hanya kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Gubernur juga meminta kerja keras Tim Penggerak PKK Kabupaten dalam hal penanganan stunting.

Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang

Pasalnya, menurut bulan timbang pada Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) per Agustus 2020, prevalensi stunting Kab. berada pada angka 34,47. Sementara angka tersebut masih jauh di atas rata-rata Jawa Timur yang berada pada angka 26,86.

Melihat kondisi itu, meminta perlu adanya perhatian khusus. Kendati soal Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) Kabupaten terpantau rendah dari daerah lainnya.

Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi

"Stunting di ini yang harus dijadikan PR (Pekerjaan Rumah). Ikannya luar biasa, bisa jadi supply gizi yang bagus bagi masyarakat," pesan Gubernur .

Sementara itu, Bupati Indrata Nur Bayuaji mengatakan, proses pelantikan Bupati dan Wakil Bupati pada 28 April 2021 yang lalu menjadi titik awal pengabdiannya kepada masyarakat .

"Pengabdian seorang pemimpin kepada masyarakatnya seperti pengabdian yang dicontohkan oleh pemimpin sebelumnya yakni dengan prinsip mengutamakan rakyat," ungkapnya.

Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya

Bupati Indrata berharap dan berkomitmen untuk berikhtiar melayani masyarakat. Dirinya tidak menginginkan keinginan tersebut hanya sebatas semboyan semata.

"Akan tetapi menjadi sebuah semangat bekerja bagi kepentingan masyarakat sekaligus sebagai pengingat dalam sebuah kebijakan yang akan diambil rakyatlah harus diutamakan," ujarnya.

Tantangan ke depan, lanjut Indrata, yakni masih tingginya angka kemiskinan sebesar 14.54% pada 2020. Di mana angka tersebut di atas rata-rata Provinsi Jatim, yaitu 11.09% pada Maret 2020. Untuk itu, Pemkab akan berupaya menghadirkan kebijakan yang mampu memenuhi basic need dan kebutuhan dasar masyarakat Kabypaten .

"Perlu lompatan-lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan dari kabupaten/kota lainnya. Bukan lagi birokrasi bekerja dengan pola-pola linier, monoton," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO