Eks Bupati Bojonegoro Sebut Permasalahan Buruh dengan PT. Shou Fong Akibat Pandemi

Eks Bupati Bojonegoro Sebut Permasalahan Buruh dengan PT. Shou Fong Akibat Pandemi Mantan Bupati Bojonegoro dua periode, Suyoto, sedang bersantai dalam sebuah kesempatan. foto: Instagram Suyoto.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Persoalan gaji yang melibatkan ribuan buruh dengan pabrik sepatu PT. Shou Fong Lastindo di Desa Bakung, Kecamatan Kanor dan pabrik di Desa Prayungan, Kecamatan Sumberejo, ditanggapi mantan Bupati Bojonegoro dua periode, Suyoto.

Pria yang akrab disapa Kang Yoto itu menilai persoalan gaji yang dituntut para buruh karena berbagai faktor, salah satunya faktor Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Menurutnya, situasi pengusaha saat ini yang dia ketahui sangat berat.

Baca Juga: Di PT Kareb Bojonegoro, Khofifah Dinobatkan Sebagai Ibunya Pekerja SKT

"Di mana-mana banyak perusahaan tutup. Dan Kang Yoto sudah tidak sambung lagi dengan perusahaan itu (PT. Shou Fong)," ujar pria kelahiran Desa Bakung, Kecamatan Kanor saat dihubungi BANGSAONLINE, Senin (10/5/21) malam.

Menurut Kang Yoto, faktor Pandemi Covid-19 menyebabkan penjualan sepatu turun karena orang-orang tidak banyak jalan. Pembelian sepatu pun turun drastis, sehingga berdampak pada keuangan perusahaan. Karena itu, ia berpesan kepada para buruh agar saling berkomunikasi dengan baik.

"Situasi yang sulit seperti saat ini harus saling memahami kesulitan masing-masing, termasuk saat ada peluang yang baik," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Salurkan BLT DBHCHT 2024 ke 393 Buruh Pabrik Rokok di Bojonegoro

Sekadar diketahui bahwa perusahaan PT. Shou Fong Lastindo dulunya pernah beroperasi di wilayah Pasuruan. Beredar informasi bahwa saat beroperasi di Kota Lobster tersebut pabrik padat karya alas kaki sepatu tersebut tidak jalan akibat tingginya buruh gaji yang sesuai UMK Kabupaten setempat.

Selanjutnya PT. Shou Fong diketahui hengkang ke Kota Bojonegoro. Pada saat masuk, kepempimpinan Bojonegoro dikendalikan oleh Bupati Suyoto. Berbagai akses dipermudah, dan PT. Shou Fong pun beroperasi di wilayah pedesaan Desa Bakung.

Tujuan Suyoto saat itu salah satunya untuk mensejahterakan masyarakatnya, dengan bisa bekerja di pabrik sepatu tersebut. Seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut terus berkembang dan membuka pabrik lagi di wilayah Desa Prayungan, Kecamatan Sumberejo.

Baca Juga: May Day, Ribuan Buruh Asal Sidoarjo Bergerak ke Surabaya, Ini Tuntutannya

Namun belakangan perusahaan itu mulai goyah dan menjadi perbincangan masyarakat. Di mana ribuan buruh di dua pabrik itu melakukan aksi mogok kerja akibat gajinya belum dibayarkan oleh perusahaan. Selain itu pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) juga nominalnya hanya senilai Rp 100 ribu.

Permasalahan-permasalahan tersebut sudah mendapat perhatian dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, serta Badan Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Jawa Timur. Manajemen PT. Shou Fong kemarin sudah diundang Disperinaker untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi.

Humas PT. Shou Fong Lastindo Elok Faiqoh dihubungi Selasa (11/5/21) siang lagi-lagi tidak memberikan jawaban terkait sudah dicairkannya gaji para buruh atau belum. Kemarin dikonfirmasi juga bungkam.

Baca Juga: May Day Situbondo, Ini 5 Tuntutan Buruh yang Anggap Pemkab Tak Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gaji Nunggak 5 Bulan, Buruh Pabrik di Pasuruan Mogok Kerja':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO