SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sekretariat DPRD Provinsi Bali bersama Forum Wartawan DPRD Bali (Forward) melakukan kunjungan ke DPRD Jatim, Rabu (16/6). Selain silaturahim, tujuan kunjungan tersebut ingin mengetahui kemandirian tata kelola sampah di Jatim.
“Kami ingin mengetahui terkait tata kelola sampah di Jatim, karena sampah di Bali mulai menggunung dan mengganggu kondisi pariwisata. Sebenarnya pemerintah kami sudah sangat concern dalam menangani masalah sampah sehingga mengeluarkan peraturan gubernur terkait tata kelola sampah plastik, meskipun ini belum bisa maksimal,” ujar Kabag Persidangan Setwan DPRD Bali I Gusti Agung Nyoman Alit Wikrama dalam sambutannya.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
Selain terkait tata kelola sampah, kunjungan tersebut juga ingin mengetahui sinergi antara anggota dewan dengan wartawan. Hal tersebut disampaikan Ketua Forward Komang Suparta.
“Ini kesempatan kami belajar dengan teman di Jatim, studi banding,” kata Wartawan LKBN Antara tersebut.
Sementara itu, Kasubag Dokinfo Sekertariat DPRD Jatim, Ali Lativi mengatakan, sinergi DPRD dengan media sangat penting. Menurutnya, media berfungsi menyampaikan kebijakan maupun aturan pemerintah kepada masyarakat.
Baca Juga: Ketua DPRD Jatim Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945
“Misalnya seperti angggota DPRD mengkritisi isu saat ini, yakni terkait PPN sembako,” jelasnya.
Ketua Pokja Wartawan Indrapura, Riko Abdiono menambahkan, hubungan wartawan dengan anggota DPRD Jatim sudah seperti saudara. Menurutnya, ada hal-hal yang harus dipublikasi, bahkan ada yang tidak harus diungkap.
“Ini menimbulkan emosional yang baik. Komunikasi pun sangat baik antara wartawan dengan anggota dewan. Kita saling menghargai tupoksi masing-masing," ujar alumnus UPN Jatim ini.
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Terkait pengelolaan sampah, Kasi Pengembangan Fasilitas Teknis Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Agus Cahyo mengatakan bahwa selama ini diprioritaskan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, kata Agus Cahyo, ada 17 titik penanganan.
“Sebenarnya, sampah ini bukan hanya tanggung jawab pihak tertentu saja, tapi tanggung jawab bersama. Jadi ada slogan sampahku tanggung jawabku, ini harus tertanam agar ada tanggung jawab moral pada masing-masing pribadi masyarakat,” jelasnya.
Agus menambahkan, karena di Jatim banyak sungai, pihaknya mengedukasi bagaimana sampah popok agar tidak sampai mencemari sungai. Yakni dengan memberikan pemahaman jika sebelumnya menggunakan popok sekali pakai, maka harus beralih ke popok yang berkali-kali pakai.
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera
“Jadi ada mitos yang berkembang pada masyarakat, kalau sampah popok dibakar maka akan membuat gatal-gatal pada bayi. Kami juga dibantu perusahaan swasta khususnya perusahaan popok dalam mengedukasi masyarakat dari sisi sosiologinya,” tandasnya. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News