Sidak, Dinkes Bojonegoro Sita Puluhan Jenis Jajanan Sekolah Berbahaya

Sidak, Dinkes Bojonegoro Sita Puluhan Jenis Jajanan Sekolah Berbahaya SIDAK: Tiga petugas dari Dinkes Bojonegoro melakukan sidak makanan di beberapa sekolahan di Kecamatan Baureno. Diduga, beberapa jajanan yang dijual itu mengandung zat ber bahaya. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) - Jenis jajanan anak sekolah saat ini semakin beragam, khususnya di beberapa sekolahan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Apalagi, jadwal padat yang dimiliki anak-anak sekolah saat ini berdampak pada 90 persen kebutuhan energinya didapat dari jajanan yang ada di sekolah. Selain memperhatikan kehalalannya, faktor tayyib (kebersihan) juga sangat penting untuk diperhatikan, terlebih lagi jajanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Menanggapi maraknya jajanan yang diduga mengandung bahan-bahan berbahaya yang saat ini terjual di kantin-kantin sekolahan maupun oleh penjual keliling, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro melakukan sidak makanan ringan di beberapa sekolahan yang ada di Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Rabu siang (4/3/2015).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Dinkes PPKB Mojokerto Sidak 23 Tempat Penjualan Mamin

Beberapa sekolahan yang di kunjungan tiga petugas Dinkes Bojonegoro itu diantaranya SMA 1 Baureno dan SMPN 1 Pomahan, Kecamatan Baureno. Dari sekolahan itu, petugas berhasil menyita puluhan jenis makanan yang diduga mengandung zat berbahaya.

"Kita ambil sample makanan yang terjual di kantin-kantin sekolahan untuk dilakukan uji laboratorium, apakah jajanan yang terjual di beberapa sekolah ini layak dikonsumsi atau tidak. Akan kita cek dulu di lab," ujar Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Bojonegoro, Muhammad Soleh.

Menurut dia, makanan yang tidak aman dikonsumsi merupakan makanan yang sudah rusak atau basi. Selain itu, makanan yang cara pembuatannya dicampur dengan kimia, borak, pewarna dan campuran bahan lain yang dapat menyebabkan kesehatan manusia. Seperti halnya makanan ringan jenis mie lidi dan makroni. Makanan ini, kata dia, diduga pembuatannya menggunakan bahan pengawet dan zat yang berbahaya sehingga jika dikonsumsi akan menimbulkan penyakit.

Baca Juga: Sidak Swalayan, Dinkes Tulungagung Temukan Belatung di Kemasan Produk Susu Cair

"Sebetulnya bahayanya tidak secara langsung, tapi jangka panjang antara 10 sampai 15 tahun kedepan. Paling tidak kita harus berhati-hati dan mengetahui mana makanan yang layak untuk dikonsumsi, khususnya anak-anak sekolah ini harus betul-betul faham," ujarnya.

Makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya ini, kata dia, jika dikonsumsi oleh anak-anak sekolah dapat menurunkan daya ingat. Selain itu dalam jangka panjang juga dapat menimbulkan penyakit kanker, lumpuh, struk dan sebagainya.

"Kenyataannya sudah banyak sekali yang terdampak dari makanan berbahaya ini, setiap hari di Rumah Sakit Surabaya selalu ada orang yang melakukan cuci darah karena terdampak jajanan bahaya. Di Bojonegoro juga ada banyak," tandasnya.

Baca Juga: Kasus DBD di Bojonegoro Tinggi, Dinkes Imbau Warga Lakukan 3M Plus

Ditambahkan, usai dilakukan uji laboratorium selama tujuh hari di kantor Dinkes Bojonegoro, puluhan sample makanan yang dibawa tersebut akan dikembalikan lagi ke kantin sekolahan masing-masing untuk dipaparkan kepada penjual maupun kepada siswa-siswi. Tujuannya, agar para penjual maupun siswa mengetahui mana jajanan yang layak dikonsumsi atau tidak.

"Seperti yang kita lakukan di salah satu sekolahan di Kota Bojonegoro beberapa waktu lalu, dari 19 jenis makanan yang kita uji terdapat 15 jenis makanan yang tidak layak dikonsumsi, karena mengandung zat berbahaya dan lain sebagainya. Disini (SMA 1,red) juga akan kita lakukan uji lab, berapa yang positif mengandung zat berbaya akan kita sosialisasikan lagi," paparnya.

Kegiatan sidak jajanan di sekolahan ini kedepan akan terus berlanjut. Hal itu menyusul adanya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang mana pada pilar ketiga terdapat uraian tentang kesehatan dan kebersihan makanan. Selain menyasar ke sekolahan, Dinkes juga melakukan pemeriksaan makanan yang dijual di beberapa kios, warung dan pertokoan di Bojonegoro.

Baca Juga: Dinkes PPKB Kota Mojokerto Sidak Mamin Jelang Nataru, Temukan Produk Mengandung Boraks

"Sebenarnya, tanggung jawab ini bukan hanya pada kami (Dinkes,red) saja. Melainkan juga seluruh pihak, baik guru di sekolahan, orang tua, penjual makanan, pembuat makanan, dan pemerintah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO