SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prediksi akan terjadi manuver jelang pelaksanaan Kongres X Ikatan Alumni (IKA) Universitas Airlangga terbukti. Saat ini, beredar surat terbuka yang berisi pengunduran diri dan permintaan salah satu kandidat, Khofifah Indar Parawansa mengundurkan diri. Surat tertanggal 2 Juli itu ditandatangani salah seorang pengurus pusat IKA UA yang bernama Agus Widiastono.
Isi surat tersebut adalah mengajukan permohonan kepada Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur untuk mundur dari pencalonan Ketua Umum PP IKA Unair. Permohonan itu didasarkan atas beberapa alasan. Antara lain, apabila Khofifah terpilih, maka greget IKA UA dalam menilai kinerja pemerintahan Jawa Timur berkurang.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Selain itu, surat dua lembar itu menyatakan bahwa Universitas Airlangga bisa memberi gelar doctor honoris causa kepada gubernur yang beprestasi. Penghargaan itu akan rancu apabila Ketua IKA Universitas Airlangga dijabat oleh Gubernur Jawa Timur.
Menanggapi surat tersebut, Ketua IKA Komisariat FIB Universitas Airlangga Noer Sidik meminta semua pihak bisa bersikap dingin. Dia memahami situasi semakin menghangat.
"Hendaknya semua bisa bersikap bijak. Mari saling menghargai antara satu sama lain," kata Sidik, Jumat (2/7/2021) malam.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Dia menilai alasan surat tersebut tidak mendasar. Sidik yakin, Khofifah menghargai pendapat itu. Sebab, perbedaan pendapat merupakan bagian dari proses demokrasi. Tapi, surat tersebut tidak akan menyurutkan niat Khofifah untuk maju pada Kongres X ini.
Khofifah justru mendapat dukungan yang cukup banyak. Para tokoh IKA UA juga sudah menyampaikan alasan mengapa Khofifah pantas memimpin lembaga tersebut. IKA UA butuh sosok yang bisa mengoptimalkan peran dan potensi alumni.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
"Khofifah menghargai mereka yang sudah menyatakan dukungan," ujar alumnus angkatan 1988 itu.
Menurut Sidik, IKA UA butuh pemimpin yang merangkul semua elemen, membimbing, dan membantu Universitas Airlangga agar semakin maju. Sidik berharap rasa guyub ini tetap terjalin.
Kata dia, perbedaan dan persaingan hanya ada pada forum kongres. Meski demikian, Sidik tetap berharap kongres bisa berlangsung dengan lancar dan penuh kegembiraan. "Sebab, ada nuansa reuni di dalamnya," kata Sidik
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Terkait permintaan kandidat untuk mundur, Fahrul Muzaqqi, salah seorang alumnus FISIP Universitas Airlangga menilai langkah Agus Widiastono kurang tepat. Sebab, diketahui Agus Widiastono memiliki kapasitas SC.
"Sangat tidak etis (Agus Widiastono) meminta kandidat untuk mundur. Ibarat wasit yang merangkap sebagai pemain. Justru, ketika dia mengundurkan diri adalah langkah yang tepat, dia leluasa untuk menjadi pemain," ucapnya. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News