KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari terus berupaya maksimal untuk membantu semua warganya, dengan memberikan berbagai bentuk bantuan di tengah pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Ning Ita-sapaan akrab Ika Puspitasari telah menyalurkan ribuan paket sembako kepada masyarakat yang benar-benar terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN
Ning Ita juga mempunyai kegiatan rutin setiap hari Jumat yaitu Berbagi Sedekah dan Menyapa Warga di masing-masing rumah. Setiap Jumat, Ning Ita dengan berbagi sedekah dan anjangsana ke rumah-rumah warga, dengan melakukan kegiatan Jumat Berkah menggandeng Baznas dan donatur lainnya, di samping anggaran pribadinya.
Kali ini, Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon menjadi lokasi kegiatan Jumat Berkah bagi Wali Kota Ning Ita, Jumat (13/8/2021) pagi.
Dengan berboncengan menggunakan sepeda motor Vespa bersama sang suami, Supriyadi Karima Syaiful, petinggi pemkot ini mencoba menanggalkan baju kebesaran pejabat tinggi negara dengan berbaur melebur bersama rakyat jelata.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Bahkan, wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto itu tampak gayeng memakan jajanan pasar yang dijajakan penjual keliling sambil 'ngemper' di Jembatan Blooto.Tak hanya itu, ia juga tak segan memborong jualan pedagang kaki lima (PKL) yang ditemuinya saat melintas.
Kepada media, Ning Ita mengatakan bahwa hari Jumat adalah hari spesial bagi dirinya untuk menyapa warga secara langsung. Ia mengkhususkan hari besar umat Islam tersebut untuk mendengar dan mengatasi setiap keluhan warganya.
Ia rela menyusuri gang-gang kecil perkampungan, anjangsana ke rumah-rumah warga yang membutuhkan uluran tangan, mendengar curhatan warga, menebar kebaikan dan kebahagiaan untuk masyarakat Kota Mojokerto.
Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah
"Bagi umat Muslim, hari Jumat adalah hari yang baik atau lebih utama dibandingkan hari-hari lainnya. Juga ada banyak keistimewaan jika kita berbuat baik di hari tersebut," ungkapnya.
(Ditemani sumai, Ning Ita saat anjangsana ke rumah-rumah warganya)
Baca Juga: 3 Raperda Hasil Fasilitasi Gubernur Jatim Turun, Pemkot Mojokerto Sodorkan 5 Raperda Baru
Ning Ita menyebut, jika berbagi sedekah di hari tersebut maka pahalanya akan berlipat ganda. Bahkan menurutnya, jika berbuat kebaikan di hari tersebut maka akan menghapus dosa selama sepekan kemarin. "Keistimewaan itu ada di Hadits Nabi. Jadi, kalau memang baik mengapa tidak kita laksanakan," serunya.
Ning Ita mengatakan, ketika turun langsung menyapa warga, ia jadi tahu kondisi masyarakat kota secara langsung.
"Saya tadi menjenguk salah satu warga yang sakit, membagikan hadiah buat anak-anak yang rajin memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Juga kami membagikan bantuan sembako dan masker kepada warga yang membutuhkan," ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Sukses Turunkan Jumlah Pengangguran
Lebih lanjut Ning Ita menjelaskan, sebelum pandemi Pemerintah Kota Mojokerto telah memiliki program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan selama 60 menit setiap Jumat. Dalam pelaksanaannya, ia bersama jajarannya akan bersepeda keliling untuk mengecek dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Namun di saat pandemi, Ning Ita mengatakan bahwa kegiatan PSN terintegrasi tidak dapat berjalan secara rutin. Hal ini mengingat adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Untuk itu, pihaknya mulai melakukan kegiatan Jumat Berkah dengan menggandeng Baznas dan donatur lainnya.
Baca Juga: Sambut Kedatangan Tim Verlap KKS Jatim, Pj Wali Kota Mojokerto Pamer Keunggulan Daerah
"Saya gandeng Baznas dan beberapa orang donatur yang memiliki kesamaan visi untuk mengisi celah-celah kekurangan sosial, untuk mereka yang belum terkaver bantuan APBD Pemkot Mojokerto," terangnya.
Ning Ita menyebut terdapat beberapa jenis bantuan yang disalurkan, seperti kursi roda, alat bantu jalan bagi anak disabilitas. Pihaknya juga memberikan pekerjaan kepada anak disabilitas yang sudah memiliki keterampilan dan lulus sekolah.
"Kemudian bagi lansia, saya bersama dengan suami punya program orang tua asuh. Kami mencari donatur-donatur bagi para lansia yang memang sangat tidak memungkinkan diberi bantuan dalam bentuk sembako, karena hidupnya sebatang kara," imbuhnya. (ris/ian)
Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News