KUALA LUMPUR, BANGSAONLINE.com - Prof Dr Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob akhirnya dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia hari ini, Sabtu (21/8/2021). Ismail Sabri menjadi Perdana Menteri ke-9 Malaysia menggantikan Muhyidin Yasin yang mengundurkan diri setelah beberapa hari ini terjadi ketidakstabilan politik di Putrajaya, pusat pemerintahan negeri jiran itu.
Muhyidin Yasin mengundurkan diri Senin (16/8/201) lalu setelah kehilangan suara mayoritas di parlemen. Sejumlah anggota parlemen UMNO, yang dipimpin oleh Presiden Partai Ahmad Zahid Hamidi mencabut dukungan terhadap Muhyiddin Yasin. Padahal Pemerintahan PN baru terbentuk sekitar 18 bulan lalu pada Maret 2020 setelah perebutan kekuasaan yang menyebabkan Pemerintahan Pakatan Harapan runtuh.
Baca Juga: Dua PMI asal Banyuwangi Alami Gangguan Jiwa Setelah Dipulangkan dari Malaysia
Sebelumnya, Ismail Sabri menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Menteri Senior Malaysia, dan Menteri Pertahanan Malaysia di Kabinet Muhyiddin Yasin.
Ismail Sabri diambil sumpahnya di hadapan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Istana Negara Malaysia.
Penunjukan Ismail Sabri Yakoob itu dilakukan oleh Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah setelah diselenggarakan Conference of Rulers (Majelis Raja-Raja) yang terdiri dari hasil kesepakatan 9 Sultan Malaysia setelah sebelumnya mendapat dukungan 114 dari 222 anggota Parlemen Malaysia.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Pada tahun 2015, Ismail Sabri pernah membuat heboh di Malaysia. Penyebabnya postingan dia di facebook yang menyerukan warga Melayu memboikot bisnis Cina karena memonopoli dan ambil untung di Malaysia.
Ismail Sabri yang menikah dengan Datin Muhaini Zainal Abdini pada 1986 itu dikaruniai putra seorang penyanyi tenar bernama Gadaffi Ismail Sabri. Sedang kakaknya, Nani Sabri, seorang sosialita terkenal di Malaysia.
Gadaffi atau Daffi juga tenar di Indonesia karena beberap kali duet dengan penyanyi Indonesia. Di antaranya dengan Gita Gutawa pada 2008. (dirangkum dari berbagai sumber)
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News