KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Memasuki puncak musim kemarau, Pemkot Kediri melakukan antisipasi adanya kekeringan dan kebakaran lahan di beberapa titik di Kota Kediri. Meskipun potensinya rendah, antisipasi tetap dilakukan untuk meminimalisasi kejadian kebakaran lahan dan menekan kerugian para petani.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berharap masyarakat saling menjaga lingkungan dan mengingatkan jika ada hal yang membahayakan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
“Pemkot Kediri tetap siaga mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan kekeringan. Masyarakat diharapkan membekali diri dengan pengetahuan tentang penanganan bencana,” ujarnya, Minggu (5/9).
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Kediri Eko Lukmono Hadi menjelaskan bahwa terdapat beberapa spot potensial terjadinya kebakaran lahan, yaitu kawasan hutan di Kelurahan Pojok serta Kelurahan Manisrenggo, Tempurejo, Ngronggo, Ketami, dan Bawang yang didominasi lahan perkebunan tebu.
"Kami mengimbau masyarakat tidak sembarangan membuang puntung rokok atau melakukan kegiatan bakar-bakar saat musim kering berangin seperti ini. Jika tidak hati-hati, bisa menimbulkan bencana kebakaran," ujar Eko Lukmono.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
Sedangkan Kepala UPT Damkar Kota Kediri Fanni Eryanto menyampaikan bahwa Tim Damkar Kota Kediri selalu siap sedia jika ada panggilan darurat kebakaran.
“Sudah beberapa kali terjadi kebakaran lahan tebu, hal ini terjadi karena petani tidak bisa mengendalikan api saat membakar lahan sisa panen. Demikian pun kegiatan membakar sampah, selain menimbulkan polusi, api yang ditimbulkan bisa merembet ke mana-mana jika tidak diawasi,” ujar Fanni.
Koordinasi dengan kelompok tani juga dilakukan oleh Lurah Ngronggo, Heru Sugiarto. Hal ini dilakukan karena wilayahnya yang berdekatan dengan lahan perkebunan tebu, sehingga rawan kebakaran lahan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pentingnya Menjaga Lingkungan Sejak Dini saat World Clean Up Day 2024
“Kami mewanti-wanti para petani untuk tidak membakar daduk bekas panen tebu saat angin kencang. Kalaupun harus membakar daduk, yang paling penting tidak ditinggal sebelum api padam, selalu diawasi,” ujar Heru.
Ia menyampaikan, sempat terjadi kebakaran lahan tebu yang belum dipanen dekat pemukiman warga. Kebakaran diduga berasal dari rembetan api pembakaran sisa panen tebu di lahan yang lain. Api berhasil dipadamkan setelah 1,5 jam oleh tim Pemadam Kebakaran Kota Kediri.
Berkaitan dengan kekeringan, Lurah Pojok Erly Maya Muryati menyampaikan bahwa pada tahun 2020 di wilayahnya telah dibangun sumur dengan kedalaman 120 meter yang terletak di RT 24 dan sudah digunakan oleh warga.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik, Pemkot Kediri Belajar ke Diskominfo Surabaya
“Ada juga sumur di RT 23, air sumur disalurkan melalui instalasi pipa ke rumah-rumah warga. Sehingga kami yakin di tahun 2021 ini Kelurahan Pojok bebas dari kekeringan,” ujar Erly.
Untuk mengantisipasi kebakaran, lanjut Erly, LMDH Pojok Berkembang bersama Perhutani dan relawan juga telah melakukan penghijauan di area Bukit Klotok.
Selain itu, BPBD Kota Kediri juga telah melakukan tindakan preventif dengan memberi pelatihan mitigasi bencana pada masyarakat. BPBD juga memasang papan peringatan dan rambu jalur evakuasi bencana pada kawasan rawan bencana kebakaran. (uji/rev)
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tanam Pohon Bersama PLN dan Perhutani, Wujud Nyata Kolaborasi Peduli Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News