KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ulat grayak ternyata tidak hanya menyerang tanaman bawang merah saja. Tanaman jagung milik beberapa petani di Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, juga mulai diserang organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang mempunyai nama latin spodoptera frugiperda tersebut.
Bila tidak segera dikendalikan, tanaman jagung milik petani bisa gagal panen akibat serangan ulat grayak tersebut.
Baca Juga: Kampanye di Kecamatan Kepung, Dhito Dipuji Sebagai Pemimpin Pengayom Petani
Terkait serangan ulat grayak tersebut, beberapa petani di Desa Gogorante mengungkapkan belum ada petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri yang datang untuk meninjau. Sejauh ini, petani hanya mengandalkan insektisida untuk mengendalikan serangan hama tersebut.
Petani sadar, penggunaan insektisida kurang ekonomis dan memiliki risiko yang buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Insektisida juga dapat membunuh musuh alami dari ulat grayak sendiri. Tapi, hanya itu yang bisa dilakukan saat ini.
"Sepengetahuan saya, selama ini belum pernah ada petugas yang mengecek di lapangan. Biasanya, kalau sudah ramai, petugas baru datang ke sawah, seperti kasus ulat grayak yang menyerang bawang merah di Desa Paron beberapa waktu lalu," ujar salah satu petani yang wanti-wanti tidak disebut namanya, Rabu (15/9).
Baca Juga: Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Gelar Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo, ketika dikonfirmasi membenarkan bila saat ini memang sedang musim ulat grayak menyerang tanaman jagung.
"Memang sekarang musim ulat grayak. Langkah yang diambil adalah menurunkan petugas POPT dan PPL, mengamati untuk menentukan jenis ulat dan kemudian bantuan obat serta gerdal," kata Anang Widodo, Rabu (15/9). (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News