TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Kondisi pertanian saat ini dihadapkan pada kendala tenaga kerja manusia yang semakin sulit didapatkan. Hal ini karena kecenderungannya para pemuda di daerah perdesaan lebih memilih bekerja di sektor industri sebagai tenaga buruh pabrik ketimbang bekerja di dunia pertanian.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu diupayakan mekanisme pertanian melalui penggunaan alsintan (alat dan mesin pertanian) sebagai pengganti tenaga kerja yang berkurang.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Karena itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Jawa Timur terus berupaya memberikan dukungan yang kuat bagi berkembangnya kegiatan usaha tani, peningkatan produksi, dan nilai tambah. Salah satunya melalui bengkel keliling alsintan (alat dan mesin pertanian).
Bengkel alsintan ini di-launching di Trenggalek dan Bojonegoro. Kepala DPKP Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, bengkel ini penting karena alsintan merupakan salah satu potensi yang siap untuk dikembangkan dalam upaya mencapai pembangunan pertanian yang tangguh.
"Alsintan bisa memberikan nilai tambah yang signifikan apabila dikelola melalui kebijakan yang terarah dan berkelanjutan, serta didukung oleh kesadaran masyarakat pengguna. Untuk itu, ke depan alsintan harus dilaksanakan secara selektif dan progresif," kata Hadi, Senin (20/9).
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Pemprov Jatim sendiri sejak tahun 2009 hingga 2021 telah menyalurkan bantuan alsintan pra panen di antaranya Hand Tractor 1.297 unit, Pompa Air 884 unit, Cultivator 298 unit, Rice Transplanter 435 unit, Handsprayer 70 unit, dan Mist Blower 180 unit.
"Selain adanya alokasi alsintan dari APBD provinsi, dari pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan alsintan, sehingga prakiraan jumlah alsintan pra panen yang layak pakai di Provinsi Jatim mulai tahun 2009 hingga 2021, untuk Hand Traktor sebanyak 28.323 unit, Pompa Air 13.613 unit, Cultivator 1.230 unit, Rice Transplanter 1.919 unit, Handsprayer 7.660 unit," jelasnya.
"Namun karena umur teknis serta kurangnya perawatan, kondisi alsintan dari tahun 2009 sampai dengan 2014 banyak yang sudah rusak. Sedangkan untuk produksi tahun 2015 sampai 2021 rata-rata semuanya masih layak pakai," tambahnya.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Untuk meningkatkan umur teknis alsintan, Pemprov Jatim menyiapkan bengkel keliling alsintan rintisan di Kabupaten Trenggalek dan Bojonegoro. Melalui bengkel keliling ini diharapkan alsintan selalu dalam kondisi siap kerja dalam upaya meningkatkan produksi pertanian serta kesejahteraan petani.
Mengingat bantuan alsintan akan terus berlanjut, maka diperlukan dukungan berbagai kegiatan seperti perbaikan manajemen pengelolaan alsintan melalui pembentukan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan atau disingkat UPJA.
Guna mendukung akses petani untuk mendapatkan fasilitas persewaan alsintan dari UPJA dan bengkel keliling, saat ini telah disiapkan aplikasi berbasis online. (man/ian)
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News