Rizal Ramli Beberkan Modus Pejabat Negara Hindari Pajak

Rizal Ramli Beberkan Modus Pejabat Negara Hindari Pajak Dr. Rizal Ramli, Ekonom Senior. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pandora Papers telah menguak skandal terbesar yang melibatkan pejabat dan pengusaha besar di seluruh dunia. Nama Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian pun disebut-sebut tercantum di dalamnya.

Menurut begawan ekonomi, Dr. , hal itu merupakan kebiasaan orang-orang berkuasa dan orang kaya di seluruh dunia untuk menghidari beban . Di Eropa dan Amerika, sangat tinggi bagi orang-orang kaya.

"Memang jadi kebiasaan oleh orang-orang kaya dan orang-orang berkuasa di seluruh dunia menghindari beban di negaranya sendiri. Mereka cari jalan supaya gak bayar tarif yang begitu tinggi di negaranya. Caranya, mereka buat perusahaan shell (cangkang), perusahaan ecek-ecek lah di negara-negara yang ada aturan beban nya kecil atau nol," kata sahabat dekat Gus Dur ini dalam podcast bertajuk " Bongkar Habis Pandora Papers" dikutip dari akun Youtube Waspada TV, Selasa (26/10/2021).

Mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu menguraikan, dulu Swiss menjadi tempat penggelapan para penguasa dan orang-orang kaya di dunia. Namun, kini sudah tidak bisa lagi.

Akibatnya, orang-orang kaya yang duitnya banyak, dari sumbernya tidak jelas, baik itu hasil korupsi dan lain-lain, membuat perusahaan shell company atau perusahaan tunggangan dengan nama-nama orang lain berlapis-lapis agar pemain utamanya tidak diketahui, di suatu negara yang mempunyai aturan beban sangat kecil. Seperti di Kepulauan Karibia, Panama, dan lain sebagainya, yang memang mencoba menarik uang dari seluruh dunia.

"Tapi ada juga yang kurang canggih, pejabat Indonesia, eh kelihatan namanya. Tujuannya menghindari beban di negaranya," ungkapnya.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, menghindari bagi seorang pejabat tentu sangat tidak beretika. Karena, masyarakat selalu dikejar-kejar bahkan mendapat hukuman bila tidak membayar . Sementara para pejabatnya justru menghindari wajib .

"Artinya, sebagai pejabat harus kasih contoh jadi warga negara yang benar, dengan membayar kepada negara. Jadi, itu secara etika tidak benar. Selain ini, saya kira pejabat maupun orang kaya Indonesia swasta banyak yang menghindari beban dengan melakukan investasi di Pandora Papers dll," ungkapnya.

Ia menyebutkan, Presiden Joko Widodo punya hak melakukan pemeriksaan kepada pejabat maupun pengusaha yang melanggar etika maupun melanggar hukum yang tidak membayar .

Bahkan, ia yakin Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi dengan cara mengubah sistem yang berlaku.

Menjawab pertanyaan soal kemungkinan maju di Capres 2024, ia menyatakan, tidak menutup segala kemungkinan hal itu bisa terjadi.

"Kalau saya mendapatkan amanah untuk maju dan didukung oleh masyarakat, pasti saya maju, dan saya kepret semua yang gak bener," tandasnya. (mdr/ian)

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO