JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jember, Lilik Lailiyah, mengungkapkan kenapa wilayahnya masih berada di PPKM level 3. Ia menerbitkan update kasus peredaran Covid-19 lantaran beredar informasi yang mengatakan bahwa Kabupaten Jember masuk dalam 20 kabupaten dengan tingginya kasus Covid-19.
Padahal, kata Lilik, tren kasus sebaran Covid-19 di Kabupaten Jember saat ini jumlahnya di bawah dua persen. Menurut dia, hal itu sudah memenuhi indikator penurunan PPKM berbasis level yang diterapkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
“Kami tidak tahu itu datanya dari mana, yang kami perlu klarifikasi bahwa kasus di Kabupaten Jember baik itu dari sisi transmisi maupun respons sudah memadai di level satu,” ujarnya didampingi kepala dinas kominfo, BPBD, dan perwakilan forkopimda setempat, Senin (1/10).
Ia memaparkan, penentuan untuk menuju PPKM level satu itu ada delapan indikator, tiga di antaranya adalah transmisi kasus terkonfirmasinya kurang dari lima kasus per minggu dalam seratus ribu penduduk. Kemudian, kasus yang sedang menjalani rawat inap kurang dari lima yang terkonfirmasi positif dalam satu minggu per seratus ribu jumlah penduduk. Serta tingkat kematian pasien yang terkonfirmasi dengan jumlah yang sama.
“Dari sisi respon 3T-nya, Jember juga sudah memadai, di mana tracing kita sudah melebihi dari ketentuan yang ada yang seharusnya satu banding 15, kita justru lakukan satu banding 17, hal itu juga sudah memadai untuk level satu,” paparnya.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
“Juga dari sisi testing kurang dari lima persen dari jumlah kasus yang diperiksa, kita juga sudah memadai karena kurang dari lima persen,” tuturnya menambahkan.
Saat ini, kata Lilik, Jember masih berada pada level 3 dikarenakan cakupan vaksinasi di Jember masih di bawah dari kententuan yang ditetapkan pemerintah, yakni 70 persen. Sementara itu, di Jember masih di bawah 50 persen.
“Hanya memang cakupan vaksinasi yang kurang, di mana cakupan vaksinasi itu ada dua indikator. Pertama dihitung dari jumlah vaksinasi keseluruhan dosis satu, di Jember berdasarkan data evaluasi tadi malam sudah mencapai 44,18 persen dan vaksinasi untuk lansia 23 persen,” kata Lilik.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Meski sejumlah indikator terkait penurunan level telah terpenuhi, ia mengakui bahwa bertahannya Jember di PPKM level tiga dikarenakan faktor tersebut. Lilik berharap, capaian vaksinasi Jember sudah mencapai 50 persen untuk menuju new normal dalam tiga hari ke depan.
“Memang kurang dari target yang harus dicapai, kalau untuk level dua harus mencapai 50 persen dari total vaksinasi dosis satu dan untuk lansianya 40 persen,” urai Lilik. (yud/eko/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News