
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Krisis BBM yang terjadi sejak pekan lalu di Kabupaten Jember perlahan-lahan mulai berangsur membaik.
Demi memastikan kondisi di lapangan, Gubernur Khofifah yang tengah memantau kondisi Pasar Tanjung Jember, langsung melanjutkan agenda kunjungan ke SPBU Kaliwates.
Di lokasi ini, Gubernur Khofifah memberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai penyebab hambatan distribusi BBM yang sempat memicu kelangkaan di beberapa wilayah Jember.
Menurut Gubernur, kendala distribusi BBM disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, gelombang tinggi di Selat Bali yang berdampak langsung pada penundaan pelayaran Ketapang-Gilimanuk.
“BMKG menyampaikan bahwa kondisi gelombang sangat tinggi, sehingga pelayaran harus dihentikan sementara. Akibatnya, terjadi antrean panjang di Pelabuhan Ketapang yang memengaruhi distribusi dari Terminal BBM Tanjung Wangi,” kata Gubernur Khofifah, dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).
Kedua, penutupan total jalur Gumitir akibat proyek perbaikan besar-besaran.
“Gumitir sedang dalam proses rekonstruksi karena kerentanan tanah yang cukup tinggi. Proses pemulihannya memerlukan teknik pemadatan hingga mencapai batu dasar yang paling keras untuk memastikan keamanan jangka panjang,” jelasnya.
Ketiga, keterbatasan pada Jembatan Besuk yang hanya mampu menahan beban maksimal 15 ton.
“Sementara mobil tangki Pertamina membawa muatan hingga 21 ton. Ini memaksa distribusi untuk memutar ke jalur lain, yang tentunya memerlukan waktu dan biaya lebih,” tambahnya.
Di tengah situasi tersebut, Gubernur menyampaikan bahwa Pertamina telah mengambil langkah cepat dan terukur.
“Suplai kini dialihkan dari beberapa terminal lain seperti Surabaya, Malang, Semarang, dan Yogyakarta. Ini bagian dari sistem distribusi nasional Pertamina yang saling menopang satu sama lain melalui sistem Patra Niaga,” ujarnya.
Dari data yang disampaikan, kebutuhan harian BBM Jember berada di angka 900 kiloliter.
“Per kemarin, sudah masuk sebanyak 1.300 kiloliter. Artinya suplai sudah melebihi kebutuhan harian. Bahkan beberapa SPBU sudah tidak lagi mengalami antrean panjang,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Jember, Muhammad Fawait menambahkan bahwa koordinasi intensif dengan seluruh stakeholder menjadi kunci dalam percepatan penanganan krisis BBM.
Ia menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan responsif dari para tokoh daerah di tengah situasi krisis.
"Dari situ, ada arahan cepat dari Ibu Gubernur dan sinergi dengan pemerintah pusat yang membuat Jember menjadi kabupaten tercepat dalam mengatasi krisis BBM ini,” pungkas Bupati Fawait. (mdr/van)