BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menggelar kegiatan pengembangan diversifikasi usaha nelayan dan keluarganya dalam program pemberdayaan nelayan di Banyuwangi.
Puluhan keluarga nelayan dari beberapa kampung nelayan yang tersebar di Bumi Blambangan itu diberikan pelatihan membuat batik ikat celup di area Fish Market, Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Selasa (9/11/2021).
Baca Juga: Khofifah Komitmen Dorong Hilirisasi Perikanan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Uniknya, pewarna batiknya menggunakan bahan alami dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan di sekitar wilayah pesisir. Seperti mangrove, cemara, kelapa, dan tumbuh-tumbuhan lainnya.
"Program ini untuk mengupayakan bagaimana caranya agar nelayan kecil dapat mencukupi kebutuhan keluarganya di saat sepi tangkapan ikan," kata Eka Kurniadi, Direktorat Perizinan dan Kenelayanan KKP.
Pelatihan batik ikat celup itu diutamakan melibatkan peran wanita nelayan atau istri nelayan. Sehingga, dapat meningkatkan kompetensi wanita nelayan agar mampu membantu perekonomian keluarganya.
Baca Juga: Bertemu di Pasar Ikan Muncar, Khofifah Siap Tampung Aspirasi Nelayan
"Apalagi pariwisata Banyuwangi sudah maju dan memiliki berbagai macam motif batik. Bisa jadi dengan pelatihan ini, dapat memunculkan motif batik khas Banyuwangi yang baru," ujarnya.
Tak hanya itu, dalam pelatihan tersebut, para peserta juga dibekali ilmu pemasaran. Mulai dari cara pengemasan, pemasaran secara offline hingga pemasaran melalui online lewat marketplace. Seperti di Tokopedia, Bli-Bli, Lazada, Shopee, dan lainnya.
"Kami harap dengan pelatihan keterampilan ini, kesejahteraan keluarga nelayan kecil dapat meningkat. Meski sepi tangkapan ikan, mereka masih dapat mencukupi kebutuhan keluarganya," harapnya.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Arbani, salah satu peserta pelatihan yang berasal dari Kampung Nelayan Pecemengan, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari mengaku senang dapat mengikuti pelatihan tersebut. Tak dipungkiri, penghasilan yang dia dapatkan dari profesinya sebagai nelayan, masih kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Semoga dengan pelatihan ini, kami bisa membuat karya batik ikat celup yang dapat kita jual untuk mencukupi kebutuhan keluarga kami," kata Arbani. (guh/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News