Diminta Ajukan Caketum PBNU Alternatif, Kiai Asep Didatangi PCNU-PWNU dari Berbagai Provinsi

Diminta Ajukan Caketum PBNU Alternatif, Kiai Asep Didatangi PCNU-PWNU dari Berbagai Provinsi Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. menyerahkan wakaf tanah dan bangunan Markas Besar Oelama (MBO) Jawa Timur kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Guest House Intitut KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto, Rabu (13/11/2019). MBO ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya para ulama NU yang berjuang dalam peperangan 10 November di Surabaya untuk mempertahakan kemerdekaan RI. Para ulama NU yang bermarkas di MBO itu dikomando KH A Wahab Hasbullah. Foto: MMA/ bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., terus didatangi para kiai, dzurriyah muassis, dan pengurus NU dari berbagai kabupaten dan provinsi seluruh Indonesia. Mereka ngudarasa (curahkan hati, curhat) tentang kondisi NU menjelang Muktamar NU di Lampung, terutama terkait para kandidat Rais Am dan Ketua Umum PBNU.

“Sekarang ini saja ada tujuh ketua PCNU di depan saya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (20/11/2021). Pantauan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep menerima silaturahim para ketua PCNU itu pagi tadi di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto

Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengungkapkan bahwa para Rais Syuriah dan ketua PCNU dari berbagai tingkatan itu minta Kiai Asep agar memajukan kandidat Rais Am dan ketua umum alternatif karena dua calon yang kini muncul dianggap belum sesuai harapan para kiai dan pengurus NU.

“Kiai itu alim. Disertasinya tentang tasawuf. Tapi beliau sudah dua periode, tak mungkin dipaksakan untuk ketiga kalinya. Hanya yang bisa tiga periode karena saat itu NU menghadapi tekanan keras pemerintah Orde Baru, terutama Presiden Soeharto yang memunculkan Abu Hasan,” tegas Kiai Asep yang putra pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Menurut Kiai Asep, sebenarnya sudah tak ingin maju untuk periode ketiga di Muktamar NU Cipasung Jawa Barat itu. Bahkan sudah menyiapkan penggantinya, yaitu Fahmi Saifuddin. Tapi karena tekanan pemerintah Orde Baru luar biasa kuat dan gencar akhirnya – juga atas dorongan para kiai – maju lagi untuk memimpin PBNU.

Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto

“Karena kalau membiarkan Fahmi Saifuddin maju diperkirakan kalah dengan calon yang disiapkan pemerintah, yaitu Abu Hasan,” tegas Kiai Asep yang mantan ketua PCNU Kota Surabaya.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, memberikan beras kepada ojol. foto: bangsaonline.com)

Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim

Kiai Asep memuji . “ hebat. Luar biasa. Ditekan seperti itu kuatnya oleh pemerintah Orde Baru, tapi masih tetap menang,” kata Kiai Asep yang kini sedang memulai pendirian International University untuk memberikan beasiswa ke mahasiswa seluruh dunia, terutama negara-negara berpenduduk muslim.

Bagaimana dengan ? "Saya kenal abahnya. Kiai Kholil Bisri. Kiai intelek dan keturunan ulama besar. Dulu saat saya ketua PCNU Kota Surabaya, saya kan deklarator PKB bersama Rais Syuriah Kiai Mas Nur," kata Kiai Asep yang pernah menjadi Anggota DPRD Kota Surabaya, tapi mengundurkan diri setelah enam bulan dilantik karena fokus pada pendidikan.

Kiai Cholil Bisri memang salah satu kiai dan tokoh PKB.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Menurut Kiai Asep, Gus Yahya baik dan pernah menjadi juru bicara . Yaitu saat menjabat Presiden RI ke-4. 

"Tapi masalahnya. Para kiai, habaib, ketua cabang dan wilayah yang komunikasi dengan saya, keluhannya sama. Mereka mengeluhkan kontroversinya," kata Kiai Asep yang dikenal sebagai ulama miliarder tapi dermawan.

Kiai Asep secara ekonomi dikenal sebagai ulama sangat independen. Ia menolak bantuan dari pemerintah - meski ia pendukung fanatik Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Saat Pilpres Kiai Asep bahkan kampanye kemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin sampai ke Hongkong, Malaysia, Taiwan, pakai uang pribadi.

Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: MA/ bangsaonline.com)

Kiai Asep juga tak pernah berhitung soal harta kekayaan pribadinya untuk membiayai acara NU dan Islam. Pada Ramadan lalu, misalnya, Kiai Asep menggelontorkan Rp 8 miliar uang pribadinya untuk sedekah dan zakat, termasuk membantu warga yang menjadi korban Covid-19.

Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga

Kiai Asep lalu menunjukkan kontroversi Gus Yahya – panggilan – dalam rekamannya di YouTube. Yaitu tentang sikap Gus Yahya terhadap . Dalam rekaman itu Gus Yahya mengurai tentang gelombang kedatangan para habaib ke Nusantara.

Gus Yahya memuji sikap gelombang pertama. Mereka adalah generasi walisongo yang datang ke Indonesia untuk berdakwah dan memperluas penyebaran Islam. Menurut Gus Yahya juga banyak para habaib yang tawadlu. Saking tawaddlu’nya, mereka tak mau mengajar ngaji karena sangat menghormati ulama Jawa.

Tapi Gus Yahya menyebut gelombang kedua dan seterusnya sebagai pengungsi dan ngenger (numpang). Ia menyebut para habib pengungsi itu dari berbagai klan. Termasuk klan Al-Athos, Shihab, dan seterusnya.

Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan

Menurut Kiai Asep, kata-kata itu kurang pantas diucapkan pengurus PBNU. Apalagi sekelas Katib Am Syuriah PBNU.

“Karena Hadratussyaikh sangat menghormati para . Abah saya – karena pengaruh juga dari Hadratussyaikh – sangat menghormati ,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa hanya ulama NU yang menghormati para . Karena itu budaya positif itu harus dilestarikan karena bagian utama dari akhlak NU,

Kiai Asep bercerita ada seorang habib di kampungnya, di Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat. Menurut Kiai Asep, habib itu bukan orang terkenal. Baik secara keilmuan maupun ekonomi juga tidak terpandang. “Tapi abah saya sangat menghormati. Kalau bertemu habib itu, abah saya sangat hormat,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok

Kiai Asep juga menyinggung tentang Israel dan Yahudi bagi warga NU. “Kan ini bukan hanya soal Gus Yahya. Tapi sikap NU. Sejak dulu Yahudi ingin menguasai NU. Tapi tak pernah bisa. Gus Dur memang pernah datang ke Israel tapi setelah itu ke Palestina. Jadi Gus Dur ulama cerdas, ilmunya tinggi, cerdik, dan kuat pengaruhnya. tak bisa dipengaruhi Yahudi. Sebaliknya justru berusaha mempengaruhi. punya kemampuan inteketual luar biasa, di samping tokoh besar penuh kharisma dan secara nasab luar biasa,” katanya.

Nah, dari keluhan para dzuriah muassis, kiai, raris syuriah, ketua PCNU dan PWNU itu, Kiai Asep berkesimpulan. “Kalau dibiarkan dua calon yang muncul, maka pasca Mukatamar NU akan terjadi gelombang mufaroqoh besar-besaran. Ini yang harus diantisipasi,” tegas Kiai Asep.

Karena, menurut Kiai Asep, untuk akomodasi berbagai keluhan itu perlu untuk memunculkan calon Rais Am dan Ketua Umum PBNU alternatif. Siapa?

“Saya masih harus mendengarkan suara sebanyak-banyaknya para kiai, dzurriyah muassis, habaib, rais syuriah, dan ketua Tanfidziah, baik cabang maupun wilayah, bahkan tingkat ranting,” kata Kiai Asep. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO