JEMBER (BangsaOnline) - Beberapa waktu lalu petani tembakau yang tergabung dalam Asosisasi tembakau" rel="tag">Petani Tembakau Indonesia (APTI) melakukkan demo di DPRD jember terkait anjloknya harga tembakau hingga hanya di hargai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu rupiah per-kuintal. Ini terjadi diduga ada salah komunikasi antara pengusaha dan petani.
Kepala Disperindag kabupaten jember Achmad Sudiyono ketika di temui di lembaga tembakau (26/3), menjelaskan bahwa harga tembakau turun dikarenakan pihak pengusaha ikut menanam juga. Itu yang membuat hasil para petani dibeli dengan harga murah.
"Menurut saya kesalahanya ada pada tupoksi yang dilewati, kurangnya komunikasi antara pengusaha dan petani itu yang membuat harga anjlok," paparnya
Selain itu Achmad Sudiyono menambhkan, peraturan yang ada seharusnya dilaksanakan dengan baik, karena pengusaha boleh menyewa lahan petani tidak lebih dari 5 hektare, dan itu tujuanya hanya sebagai contoh dan mengajari petani cara yang benar agar tembakau mempunyai kualitas mumpuni untuk di ekspor. Sedangkan untuk 5 hektare lebih pengusaha harus mempunyai ijin kepada pihak terkait.
"Kenyataanya, sudah ratusan hektar yang disewa oleh pengusaha, dan kualitas bagus, otomatis tembakau hasil petani dibeli murah," ungkapnya
Ketika ditanya usulan agar petani tetap bisa menikmati hasil tembakau, Achmad Sudiono menghimbau bahwa saat ini tugas APTI untuk turun tangan paling tidak hanya melakukkan kerja sama dengan pengusaha.
Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen
Di beritakan sebelumnya harga tembakau di jember anjok, pada tahun 2014, harga tembakau hanya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu rupiah perkuintal untuk jenis no oogs yang sebelumnya mencapai Rp 1 juta - 3 juta per-kwintal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News