MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tiga Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di Kota Mojokerto dalam kajian DPRD setempat. Ini setelah ketiga TPS, masing-masing di Jalan Pasar Burung (PB) Empunala, Jalan Penanggungan, dan Jalan Hayam Wuruk dianggap sering menebarkan bau tak sedap.
Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Kota Mojokerto, Sulistiyowati, menilai dibutuhkan kajian mendalam soal mekanisme pengolahan tempat sampah.
Baca Juga: Berpihak Pada Kemajuan Daerah, Pj Wali Kota Mojokerto Apresiasi 3 Raperda Inisiatif Dewan
"Butuh evaluasi menyeluruh terhadap TPS bermasalah. Mulai dari manajemen pengelolaan sampah, mulai dari masyarakat, pengelolaan sampah di TPS, hingga durasi pengangkutan ke TPA (tempat pembuangan akhir)," tutur Sulistiyowati ditemui usai reses di Miji Baru gang 3, Kecamatan Kranggan, Sabtu (11/12) siang ini.
Wakil rakyat ini mengungkapkan persoalan bau ini mestinya tidak sampai terjadi jika manajemen benar.
"Kalau sampah sudah terpilah basah dan kering dari masyarakat, saya yakin persoalan bau akan minim. Demikian sewaktu di TPS, bak sampah harusnya dalam kondisi tertutup. Termasuk durasi pengiriman sampah ke TPA harus lebih sering," imbuh dia.
Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah
Sulis mengapresiasi penanganan sampah pada era kepemimpinan Amin Wachid sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto.
"Zamannya pak Amin dulu saya apresiasi. Memang seperti itu harusnya kepala LH sehingga persoalan sampah tidak pernah menganggu warga, " ujar dia.
Dalam giat serap aspirasi, sejumlah konstituen Sulistiyowati mengeluhkan persoalan bau dari TPS PB Empunala.
Baca Juga: Jadi Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto: Hadi Fokus RAPBD 2025, Arie Pastikan Tak Ada Proyek Mangkrak
"TPS di Pasar Burung itu sudah tidak relevan karena dekat pusat kuliner. Demikian dengan TPS Penanggulangan. Keberadaan TPS ini menyebarkan bau menyengat, apalagi pada saat musim penghujan," keluh Dodik, seorang tokoh masyarakat setempat.
Pria paruh baya yang mengaku pernah tinggal di Singapura ini menganggap keberadaan TPS tersebut sangat tidak memenuhi syarat. Dia minta direlokasi karena tidak relevan lagi.
Sementara itu, Rosidi, juga seorang tokoh warga, mengeluhkan minimnya kesadaran warga dalam membuang sampah. "Warga masih membuang sampah di Sungai Sinoman sampai Kedungkwali dengan seenaknya. Itu belum lagi bau selokan luar biasa menyengat," ungkapnya.
Baca Juga: Revitalisasi RTH Kelar, Wajah Kota Mojokerto Makin Instagramable
Kondisi ini diperparah dengan buangan limbah rumah tangga sementara air selokan tidak mengalir. (yep/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News