GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik telah menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021, dengan luasan lahan yang digarap mencapai 19.421 hektare atau 121% dari target yang diamanahkan, yaitu 16.000 hektare.
Hal ini disampaikan Direktur Operasi & Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, saat Workshop Tenaga Kawalan Lapangan Program Makmur, Senin (20/12) kemarin.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Digna menyampaikan, bahwa Program Makmur yang diinisasi oleh Pupuk Indonesia dan dijalankan oleh seluruh anggota holding, termasuk Petrokimia Gresik, merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budi daya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal.
“Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian di berbagai komoditas yang kami garap, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, hingga hortikultura,” ujar Digna.
Adapun Program Makmur yang dijalankan Petrokimia Gresik selama tahun 2021 menyasar komoditas padi seluas 7.781 hektare, tebu 5.728 hektare, jagung 4.292 hektare, kelapa sawit 948 hektare, benih kangkung 532 hektare, bawang merah 50 hektare, tembakau 50 hektare, porang 35 hektare, dan melon 5 hektare.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
“Mayoritas di Jawa Timur yang merupakan wilayah terdekat dengan perusahaan. Kemudian Jawa Tengah dan DIY, disusul Bali-Nusra, Jawa Barat, serta Sumatera,” jelas Digna.
Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan off taker untuk melindungi anjloknya harga hasil pertanian apabila dijual ke tengkulak. Kemudian menggandeng pihak asuransi untuk melindungi petani dari potensi gagal panen, serta bekerja sama dengan pihak perbankan sebagai pemberi modal.
Petrokimia Gresik sendiri berperan dalam menyuplai pupuk dan pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan melalui edukasi pemupukan berimbang dan layanan mobil uji tanah.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, diharapkan kesejahteraan petani dapat terdongkrak dan tentunya stok pangan nasional juga terjaga,” paparnya.
Digna menambahkan bahwa Program Makmur juga menjadi sarana edukasi bagi Petrokimia Gresik agar petani terbiasa menggunakan pupuk non-subsidi, mengingat alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah jumlahnya terbatas dibandingkan kebutuhan nasional. Sebagai bonusnya, penjualan pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik pun meningkat.
Tahun 2021, serapan NPK nonsubsidi dari Program Makmur mencapai 9.656 ton atau 201% dari target sebesar 4.800 ton, dan serapan Urea non-subsidi sebanyak 3.812 ton atau 119% dari target 3.200 ton.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Selain itu juga adanya serapan pupuk non-subsidi ZA sebanyak 16.383 ton, SP-36 berjumlah 390 ton, dan ZK 46 ton. Adapun total penjualan pupuk komersial atau non-subsidi dari Program Makmur Petrokimia Gresik mencapai 29.585 ton.
Kendati demikian, ada sejumlah kendala yang dihadapi Petrokimia Gresik dalam menjalankan Program Makmur. Salah satunya adalah keterbatasan tenaga administrasi dan lapangan yang memiliki kualifikasi agronomis untuk kawalan lapangan.
“Untuk itu kami mengadakan sejumlah workshop sebagai jawaban atas permasalahan tersebut untuk memastikan kawalan lapangan Program Makmur berjalan optimal,” kata Digna.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Di antaranya, Workshop Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan distributor, kemudian Workshop Komoditi Tebu Provinsi Jawa Timur dengan PTPN X, XI RNI I, dan Pabrik Gula Candi Baru, serta Workshop Tenaga Kawalan Lapangan Program Makmur Petrokimia Gresik.
Lebih lanjut, Digna mengungkapkan bahwa target Program Makmur yang dipercayakan kepada Petrokimia Gresik di tahun 2022 meningkat menjadi 85.000 hektare. Di mana untuk komoditas pangan (padi, jagung, dan kedelai) seluas 40.000 Ha, kemudian perkebunan (tebu dan kelapa sawit) seluas 37.000 Ha, serta hortikultura (bawang merah, benih hortikultura, kentang, dan cabai) seluas 8.000 Ha.
Salah satu upaya yang dilakukan Petrokimia Gresik untuk memenuhi target tersebut adalah dengan meluncurkan program Mangga Makmur. Yakni program pertanian terpadu yang mengintegrasikan Program Makmur dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pinjaman dana PUMK (Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil).
Baca Juga: PG Kerahkan Mobil Bronto Skylift Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Ucapkan Terima Kasih
Saat ini Petrokimia Gresik tengah menggodok pengajuan dari dua lembaga pertanian yang nantinya akan didanai oleh CSR Petrokimia Gresik. Pertama, Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Mustika Manis dari Jawa Tengah, dengan total 450 petani dan lahan seluas 650 hektare, serta jumlah pembiayaan sebesar Rp 5,6 miliar.
Kedua, Farmer Mitra Penangkaran Benih PT East West Seed Indonesia, dengan luas lahan 591 hektare, dan pembiayaan Rp 6,4 miliar.
“Berkaca dari realisasi tahun ini, kami optimistis target tahun 2022 juga bisa terlampaui. Semakin luas cakupan Program Makmur, semakin besar pula manfaat yang dirasakan oleh petani,” tutup Digna. (hud/mar)
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih The Best Performer of The Year
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News