LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Pasca erupsi Gunung Semeru, banyak empati ditunjukkan oleh sejumlah pihak, termasuk pejabat publik. Namun, Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad tak sekadar berempati pada pengungsi korban erupsi Semeru. Ia sampai beberapa kali mendatangi pengungsi.
Politikus nahdliyin ini tak sekadar menunjukkan iba dan memberi bantuan. Ia berdialog dan menyatu dengan pengungsi, mulai anak-anak, hingga orang tua. Salah satunya Fadil, siswa kelas 3 SD.
Baca Juga: Nama-Nama Anggota DPRD Jatim yang Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah
Wajah Fadil terlihat sumringah sore itu. Ia yang tinggal di lokasi pengungsian warga terdampak letusan gunung semeru, di SMPN 2 Pasirian, Kabupaten Lumajang itu tertawa lepas, ketika bersenda gurau dengan Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad.
"Ini namanya Fadil, Pak," kata salah salah seorang anak di pengungsian tersebut, Senin (20/12/2021) petang.
Mendengar celetukan itu, Ketua DPD Partai Gerindra Jatim itu tertawa lepas.
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
"Oh sama ya namanya dengan staf saya," katanya.
Kepada Anwar Sadad, Fadil pun mengaku sedih karena kesulitan sekolah dan mengaji sejak tinggal di lokasi pengungsian. Sekolahnya hancur tersapu lahar semeru. Fadil juga harus terpisah dengan teman-temannya yang menyebar di beberapa titik pengungsian.
"Dia ingin bisa berkumpul bersama teman-temannya, sekolah, dan ngaji bareng," kata Anwar Sadad.
Baca Juga: Sambangi Pasar Baru Lumajang, Khofifah Janji Lanjutkan Zakat Produktif untuk Usaha Ultra Mikro
Di tempat pengungsian SMPN 2 Pasirian Lumajang sendiri menampung sebanyak 358 pengungsi sejak 6 Desember 2021. Di depan ratusan pengungsi, Anwar Sadad mendengarkan keluhan mereka dan berusaha mencarikan solusi.
"Dalam kesempatan tersebut beberapa pengungsi menyampaikan keinginannya untuk direlokasi segera dan menjalani kehidupan secara normal," katanya.
Karena itu, ia berharap agar pemerintah segera membangun hunian sementara bagi para pengungsi terdampak Gunung Semeru. Pasalnya, hampir semua rumah warga terdampak rusak berat dan tidak bisa ditempati lagi.
Baca Juga: Kampanyekan Paslon Indah-Yudha, Repnas Lumajang Bagikan Ikan Tongkol Gratis ke Pedagang
"Rencananya akan dibangun huntara (hunian sementara, red) yang pembangunannya melibatkan TNI, BPBD, dan relawan, sambil menunggu dibangunnya huntap (hunian tetap, red)," tambahnya.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2021 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan areal seluas 120 hektare yang diperuntukkan sebagai tempat relokasi pengungsi.
"Setiap keluarga akan mendapatkan sebidang tanah seluas 10x14 meter dan bangunan sebagai tempat tinggal," kata Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, itu.
Baca Juga: Targetkan Suara 72 Persen, JKSN Lumajang Deklarasi Siap Menangkan Khofifah-Emil
Diperkirakan, lebih dari 2.500 keluarga kehilangan tempat tinggal sejak bencana erupsi Semeru tanggal 4 Desember 2021. Pihaknya berharap agar Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran khusus untuk merelokasi warga terdampak semeru. Kebijakan itu harus dilakukan karena kondisi pemukiman di jalur lahar Gunung Semeru sudah tidak aman bagi warga sekitar.
"Dukungan anggaran dari Pemprov Jatim tentu sangat penting. Apalagi di APBD 2022 terdapat alokasi anggaran sebesar 900 miliar rupiah dalam bentuk belanja tak terduga, sebagian bisa diarahkan ke sana," pungkas alumni PMII tersebut. (mdr/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News