PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Inilah kopi legendaris Kaspandi, yang diproduksi sejak tahun 1955 hingga saat ini.
Tempat pengolahan kopi Kaspandi berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di Kelurahan Bangilan Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.
Proses produksinya masih menggunakan alat tradisional. Termasuk proses packing, juga masih manual menggunakan tenaga manusia.
Kopi Kaspandi saat ini dikelola oleh Anisah Madinah, 65 tahun, yang merupakan generasi ketiga.
Seperti usaha lainnya, penjualan kopi khas Kota Pasuruan ini sempat mengalami penurunan saat pemberlakuan PPKM akibat pandemi Covid-19.
Namun setelah Covid-19 mereda di akhir tahun kemarin, pesanan kopi mulai normal kembali. Dalam sehari, Anisah bisa memproduksi 50 kilogram bubuk kopi.
Sebagai industri rumahan, usaha kopi yang biasa disebut kopi sepur ini mengalami banyak hambatan, terutama jika harus bersaing dengan produk pabrikan. Ditambah, saat ini harga kopi mentah mahal.
Menurut Anisah, kopi Kaspandi ini berawal saat mertuanya pulang dari Solo ke Pasuruan naik kereta api. Saat perjalanan itu, mertuanya kesulitan mencari minuman hangat, karena pada tahun 50-an masih jarang ada kedai kopi.
Nah dari situlah, muncul ide untuk membuat kopi bubuk untuk dijual ke para pedagang atau warung.
Sementara nama Kaspandi sendiri diambil dari nama kedua mertuanya, yakni Kasiani dan Apandi.
Meski harus bersaing dengan kopi bubuk pabrikan, Kaspandi masih tetap eksis dengan ciri khas kopi sepur. Selain itu, kualitas kopi jenis robustanya juga mereka jaga dari dulu sampai sekarang.
Tak heran, jika kopi legendaris ini dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke berbagai negara di Asia dan Eropa.
Untuk harganya, mulai dari 20 sampai 25 ribu per 250 gram. (tim)