PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Keindahan kaligrafi pada Kiswah Ka'bah tak disangka ternyata hasil karya warga Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Haji Muhammad Faiz Abdul Razzaq, warga kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Dunia pun mengakui karyanya. Hingga ia mendapat julukan maestro kaligrafi.
Bahkan, ia sudah menuliskan karyanya di 40 masjid sepenjuru nusantara.
Hebatnya, pada usia 85 tahun, faiz masih bisa membaca tanpa menggunakan kacamata.
Kakek 16 cucu dan 8 anak ini memiliki beberapa karya kaligrafi di beberapa masjid di Al Falah Surabaya, Masjid Nasional Istiqlal, Masjid Agung Bengkulu, Masjid Polda Kendari, Masjid Agung Nurul Fallah Kaltim, serta puluhan masjid lainnya di Indonesia.
“Saya menulis, membantu orang tua sejak SMP kelas satu, tahun 1954 sampai sekarang,” katanya.
Saat ini, Faiz menjadi Dewan Pengawas Kaligrafi Nasional dan juga dipercaya menulis kaligrafi untuk kiswah Ka'bah, makkah. Hal itu terjadi di era tahun tujuh puluhan.
“Tiap-tiap bulan Rajab dicopot (kiswah). Sampai saat ini, tiap setahun sekali kiswah Ka’bah itu dicopot. Amir-amir, anak-anak raja ini, anak raja bukan satu atau dua, tapi puluhan itu, ngambil tulisannya ini (kiswah). Sebab, tulisan ini dari emas, emas murni, 45 kilo jumlah ini. Saya waktu itu desain saja. Waktu itu entah kejadian bagaimana, saya ke Mesir. Sejak tidak aman ke Turki. Mereka tahu ada saya, saya suruh menulisnya (kaligrafi di kiswah). Bahkan stempel dari atase Saudi Arabia seluruh Indonesia, itu saya yang bikin,” ceritanya.
“Ya, mungkin ini hidayah dari Allah. Karena orang tua saya juga hidupnya dari kalangan pesantren. Bahkan kerjanya juga yang ada kaitannya dengan pesantren, nulis kitab-kitab. Cuman zaman dulu belum ada namanya klise. Jadi nulis, kemudian dicetak,” bebernya.
Dari sana, karyanya membuat kaligrafi akhirnya diakui oleh dunia. Ia pun sibuk melayani pesanan desain kaligrafi dari masjid di seluruh Indonesia.
Ada sekira 7 jenis model penulisan kaligrafi yang dibuat oleh Faiz. Model tulisan tersebut digunakan sesuai dengan pesanan yang diterima.
Faiz berharap kaligrafer-kaligrafer muda di Indonesia dapat terus mengasah kemampuannya. Sehingga Indonesia tetap dikenal sebagai tempatnya seniman kaligrafi.
Menurutnya, yang terpenting adalah bisa mengutamakan arti kata dari penulisan kaligrafi.(par/rev/rif)