BangsaOnline - Masih dalam rangkaian menyukseskan muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus mendatang, jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar malam Lailatul ijtima.
Acara diawali dengan pembacaan kitab Maulid Barzanji dan salawatan. Kegiatan pada Kamis malam Jumat, 2 April 2015 itu berlangsung di kediaman Wakil Katib NU Sulsel, KH Muammar Bakry. Di forum yang membahas masalah keagamaan itu juga mengulas tradisi berfiqih di kalangan NU yang akan dibahas di Muktamar NU ke-33 di Jombang, 1-5 Agustus mendatang.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Rais Syuriyah PWNU Sulsel, Anregurutta KH M Sanusi Baco banyak menyinggung persoalan fiqih khususnya metode ijtihad di kalangan NU.
“Dalam lingkungan NU, dikenal bahtsul masail, sebuah forum penting yang membahas persoalan kekinian yang terjadi di tengah masyarakat,” kata Gurutta Sanusi.
Di sisi lain, dalam tradisi berfiqih NU, juga dikenal metode talfiq, kata Gurutta Sanusi. Metode ini merujuk pada upaya praktik mencari titik temu dari dua atau lebih sebuah dalil yang bertentangan terhadap permasalahan tertentu.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
“Sehingga tradisi fiqih NU lebih moderat,” papar Gurutta Sanusi di hadapan puluhan hadirin peserta lailatul ijtima.
Tampak hadir dalam pertemuan ini, Kakanwil Agama Sulsel, H Abdul Wahid Thahir yang juga Ketua PCNU Makassar, Wakil Rais Syuriyah NU Sulsel KH Bakry Kadir, Katib Syuriah NU Sulsel KH Ruslan, Wakil Ketua NU Sulsel Arfah Shiddiq, Sekretaris NU Sulsel Arfin Hamid, dan ratusan jamaah MWCNU Tallo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News