MALANG, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bakal membuarkan perusahaan daerah (PD) miliknya yang kerap mendapat suntikan dana dari APBD, PD Jasa Yasa. Sebab, perusahaan tersebut tidak berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Malang.
"Anggaran yang digelontorkan kepada PD Jasa Yasa berupa penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Malang, justru habis tanpa hasil pemasukan bagi pendapatan daerah. Oleh karena itu, ya untuk apa dipertahankan," kata Bupati Malang, M Sanusi, Selasa (8/2).
Baca Juga: Plt Bupati dan Kepala DPUBM Malang Tinjau Pembangunan Gondanglegi-Balekambang
"Bertahun-tahun diberi modal, tapi tidak ada pendapatan atau pemasukan ke negara. Jika seperti itu justru menambah beban bagi Pemkab Malang. Karena itulah, Pemerintah Kabupaten Malang berencana bakal membubarkan PD Jasa Yasa," tuturnya menambahkan.
Kendati demikian, kata Sanusi, pihaknya akan mengkaji soal rencana ini. Jika hasil kajian menyatakan PD Jasa Yasa harus dibubarkan, Pemkab Malang langsung bertindak serta menarik aset yang dimiliki perusahaan daerah itu.
"Selanjutnya akan kita berikan kepada pihak ketiga, sebab pihak ketiga sanggup memberikan kontribusi bersih sebesar Rp2 miliar/tahun kepada Pemkab Malang. Ini hanya satu objek saja, padahal aset yang dikelola PD Jasa Yasa kan lebih dari satu, termasuk wisata pemandian Wendit Pakis. Makanya ironis juga jika dengan aset banyak tapi gak ada hasilnya sama sekali,” paparnya.
Baca Juga: Pemkab Malang bersama Bea Cukai Musnahkan Hasil Penindakan Rokok Ilegal dan MMEA
Nantinya, lanjut Sanusi, nasib karyawan perusahaan menjadi tanggung jawab PD Jasa Yasa. Namun, ia mempersilakan jika pihak ketiga menghendaki untuk merekrut mereka.
“Ya jika pengelola barunya mau merekrut ya bagus saja, meski harus ada tes segala macam. Namun sekali lagi kita tegaskan ini menjadi urusan Jasa Yasa atau pihak ketiga nantinya. Akan tetapi masih ada catatan, bahwa pihak ketiga yang akan atau ingin mengelola aset Jasa Yasa, agar tidak merubah fungsi dari pada aset yang ada tersebut,” kata Sanusi. (thu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News