SINGKAWANG, BANGSAONLINE.com – Pelantikan Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat (Kalbar) berlangsung meriah. Acara yang digelar di Kantor Wali Kota Singkawang Kalbar itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dan Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie tampak senang Kiai Asep hadir di wilayah yang dipimpinnya. Wali kota friendly dan familiar itu bahkan mengaku mendapat berkah.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
“Ini berkah karena Pak Kiai datang ke Singkawang, “ kata perempuan etnis Tionghoa itu saat memberikan sambutan, Rabu (23/2/2022).
Wanita berkulit putih itu juga mengucapkan terimakasih karena pelantikan Pergunu ditempatkan di kantor wali kota Singkawang.
“Terimakasih pelantikannya di kantor wali kota. Saya juga dapat berkahnya Pak Kiai,” kata Tjhai Chui Mie.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Sang wali kota memang hangat menyambut Kiai Asep. Wanita enerjik itu bahkan mengundang Kiai Asep makan malam. “Nanti malam kami akan mengundang makan malam Pak Kiai dan rombongan,” kata Tjhai Chui Mie saat mau mengakhiri sambutannya.
Dalam sambutannya, Tjhai Chui Mie mengapresiasi peran guru. Menurut dia, guru adalah pahlawan tanpa jasa. “Kalau tak ada guru tak ada presiden, tak ada gubernur,” kata Tjhai Chui Mie.
Merespon pidato Kiai Asep yang berharap Kota Singkawang memiliki banyak doktor dan profesor, Tjhai Chui Mie sangat apresiatif. Ia berharap anak-anak muda Singkawang belajar pada pengalaman Kiai Asep yang sukses menjadi profesor, meski sewaktu remaja miskin.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
“Beliau (Kiai Asep) berasal dari orang susah. Tapi bisa menjadi guru besar. Kita tunggu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, ada guru besar di Singkawang,” kata Tjhai Chui Mie penuh semangat. Hingga kini warga Singkawang memang belum ada yang mencapai prestasi puncak secara akademik. Belum ada yang bergelar profesor.
(Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie (baju merah) foto bersama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg beserta para kiai dan pengurus Pergunu usai makam malam. Foto: mma/bangsaonline.com)
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Kiai Asep saat memberika sambutan memang bercerita bahwa sewaktu muda hidup miskin. Bahkan untuk makan saja susah “Saya bukan hanya miskin tapi minus,” kata Kiai Asep.
Tapi karena punya semangat belajar tinggi, ia akhirnya sukses. Ia sukses secara akademik, pendidikan dan ekonomi.
Bahkan kiai yang dikenal santun itu sukses mendirikan dan mengasuh pondok pesantren sangat besar. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Kini santrinya mencapai 12.000 orang. Para santri itu berada di Amanatul Ummah Surabaya 2.000 santri dan di Amanatul Ummah Pacet sebanyak 10.000 santri.
Yang spektakuler adalah para alumninya. Para alumni Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi favorit di dalam negeri seperti Unair, UI, ITB, IPB, UIN Jakarta, UIN Surabaya, UB, Unhas, Undip, dan berbagai perguruan tinggi lain.
Alumni Pesantren Amanatul Ummah juga tiap tahun diterima di universitas luar negeri, seperti Amerika Serikat, Mesir, Jerman, China, Rusia, Yaman, Inggris, Maroko, Singapura, Malaysia dan negara-negara Eropa.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Kiai Asep meniti karir dari bawah. “Saya dulu hanya guru SMP swasta,” kata Kiai Asep. Ia bahkan mengaku terpaksa menjadi kuli bangunan selama 6 bulan untuk bisa membayar uang pendaftaran di perguruan tinggi.
“Setelah direrima di perguruan tinggi saya tak berpikir makan apa karena memang tak punya apa-apa,” kata kiai yang tiap bulan kini berpenghasilan Rp 5 miliar itu.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
(Wali Kota Tjhai Chui Mie dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim menjelang acara makan malam. Foto: mma/bangsaonline.com)
Kiai Asep memuji Wali Kota Tjhai Chui Mie. Menurut dia, Wali Kota Tjhai Chui Mie merupakan orang baik. Apalagi sekarang sedang mempersiapkan pembangunan masjid yang sangat besar di Singkawang.
Tjhai Chui Mie memang sedang memulai pembangunan masjid cukup megah lengkap dengan museum peradaban dunia.
Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok
“Ibu wali kota itu sangat baik. Singkawang cukup maju,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Kiai Asep berharap Singkawang semakin maju. Terutama memiliki banyak warga sukses secara akademik dan pendidikan serta berwawasan intelektual.
“Saya berharap Singkawang banyak memiliki doktor dan profesor,” harap Kiai Asep saat memberikan sambutan.
Kiai Asep bahkan mengaku siap membantu kemajuan pendidikan di Singkawang. “Saya akan datang lagi ke Singkawang,” kata putra pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.
Kiai Asep berada dari Kalimantan Barat selama dua hari. Ia didampingi Dr M Fadly Usman (Wakil Ketua Umum PP Pergunu) dan M Mas’ud Adnan (CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com Surabaya) serta Rahmad Saifuddin, ajudannya.
Kiai Asep tiba di Pontianak pada Selasa (22/2). Ia dijemput Jasmin Haris, Ketua PW Pergunu Kalbar dan para kiai di Supadio International Airport. Selama berada di Kalbar Kiai Asep dan rombongan memang dikawal Jasmin Haris dan koleganya.
Dari airport Kiai Asep dan rombongan langsung menuju Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar untuk memberikan kuliah umum di depan rektor dan para dosen. Malam itu juga Kiai Asep melantik PC Pergunu Kubu Raya Kalbar. Paginya Kiai Asep meninjau tanah wakaf di Mempawah yang akan dibangun pondok pesantren.
Kiai Asep dan rombongan lalu ziarah ke makam Opu Daeng Menambon, penyebar Islam yang merupakan raja pertama di kerajaan Mempawah. Makamnya terletak di Sebukit Rama atau sekitar 5 km dari Desa Pasir, Kecamatan Mempawah hilir, Pontianak, Kalimantan Barat.
Makam raja yang dikenal humanis dan menghargai keragaman itu terletak di perbukitan cukup tinggi. Para peziarah harus menaiki sekitar 256 tangga untuk sampai ke makam keramat tersebut. pluralis itu. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News