Ngaku Dapat Berkah, Wali Kota Etnis Tionghoa itu Senang Kiai Asep Datang ke Singkawang

Ngaku Dapat Berkah, Wali Kota Etnis Tionghoa itu Senang Kiai Asep Datang ke Singkawang Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menganugerahkan simbol kehormatan berupa selendang kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg dalam acara Pelantikan PC Pergunu Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat di Kantor Wali Kota Singkawang, Rabu (23/2/2022). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

SINGKAWANG, BANGSAONLINE.com – Pelantikan Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang (Kalbar) berlangsung meriah. Acara yang digelar di Kantor Kalbar itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, dan Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal.

tampak senang hadir di wilayah yang dipimpinnya. Wali kota friendly dan familiar itu bahkan mengaku mendapat berkah.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

“Ini berkah karena Pak Kiai datang ke Singkawang, “ kata perempuan etnis Tionghoa itu saat memberikan sambutan, Rabu (23/2/2022).

Wanita berkulit putih itu juga mengucapkan terimakasih karena pelantikan Pergunu ditempatkan di kantor wali kota Singkawang.

“Terimakasih pelantikannya di kantor wali kota. Saya juga dapat berkahnya Pak Kiai,” kata .

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

Sang wali kota memang hangat menyambut . Wanita enerjik itu bahkan mengundang makan malam. “Nanti malam kami akan mengundang makan malam Pak Kiai dan rombongan,” kata saat mau mengakhiri sambutannya.

Dalam sambutannya, mengapresiasi peran guru. Menurut dia, guru adalah pahlawan tanpa jasa. “Kalau tak ada guru tak ada presiden, tak ada gubernur,” kata .

Merespon pidato yang berharap Kota Singkawang memiliki banyak doktor dan profesor, sangat apresiatif. Ia berharap anak-anak muda Singkawang belajar pada pengalaman yang sukses menjadi profesor, meski sewaktu remaja miskin.

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

“Beliau () berasal dari orang susah. Tapi bisa menjadi guru besar. Kita tunggu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, ada guru besar di Singkawang,” kata penuh semangat. Hingga kini warga Singkawang memang belum ada yang mencapai prestasi puncak secara akademik. Belum ada yang bergelar profesor.

( (baju merah) foto bersama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg beserta para kiai dan pengurus Pergunu  usai makam malam. Foto: mma/bangsaonline.com)

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

saat memberika sambutan memang bercerita bahwa sewaktu muda hidup miskin. Bahkan untuk makan saja susah “Saya bukan hanya miskin tapi minus,” kata .

Tapi karena punya semangat belajar tinggi, ia akhirnya sukses. Ia sukses secara akademik, pendidikan dan ekonomi. 

Bahkan kiai yang dikenal santun itu sukses mendirikan dan mengasuh pondok pesantren sangat besar. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu. 

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

Kini santrinya mencapai 12.000 orang. Para santri itu berada di Amanatul Ummah Surabaya 2.000 santri dan di Amanatul Ummah Pacet sebanyak 10.000 santri.

Yang spektakuler adalah para alumninya. Para alumni Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi favorit di dalam negeri seperti Unair, UI, ITB, IPB, UIN Jakarta, UIN Surabaya, UB, Unhas, Undip, dan berbagai perguruan tinggi lain.

Alumni Pesantren Amanatul Ummah juga tiap tahun diterima di universitas luar negeri, seperti Amerika Serikat, Mesir, Jerman, China, Rusia, Yaman, Inggris, Maroko, Singapura, Malaysia dan negara-negara Eropa.

Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana

meniti karir dari bawah. “Saya dulu hanya guru SMP swasta,” kata . Ia bahkan mengaku terpaksa menjadi kuli bangunan selama 6 bulan untuk bisa membayar uang pendaftaran di perguruan tinggi.

“Setelah direrima di perguruan tinggi saya tak berpikir makan apa karena memang tak punya apa-apa,” kata kiai yang tiap bulan kini berpenghasilan Rp 5 miliar itu.

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

(Wali Kota dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim menjelang acara makan malam. Foto: mma/bangsaonline.com)

memuji Wali Kota . Menurut dia, Wali Kota merupakan orang baik. Apalagi sekarang sedang mempersiapkan pembangunan masjid yang sangat besar di Singkawang.

memang sedang  memulai pembangunan masjid cukup megah lengkap dengan museum peradaban dunia.

Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto

“Ibu wali kota itu sangat baik. Singkawang cukup maju,” kata kepada BANGSAONLINE.com.

berharap Singkawang semakin maju. Terutama memiliki banyak warga sukses secara akademik dan pendidikan serta berwawasan intelektual.

“Saya berharap Singkawang banyak memiliki doktor dan profesor,” harap saat memberikan sambutan.

bahkan mengaku siap membantu kemajuan pendidikan di Singkawang. “Saya akan datang lagi ke Singkawang,” kata putra pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.

berada dari selama dua hari. Ia didampingi Dr M Fadly Usman (Wakil Ketua Umum PP Pergunu) dan M Mas’ud Adnan (CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com Surabaya) serta Rahmad Saifuddin, ajudannya.

tiba di Pontianak pada Selasa (22/2). Ia dijemput Jasmin Haris, Ketua PW Pergunu Kalbar dan para kiai di Supadio International Airport. Selama berada di Kalbar dan rombongan memang dikawal Jasmin Haris dan koleganya.

Dari airport dan rombongan langsung menuju Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar untuk memberikan kuliah umum di depan rektor dan para dosen. Malam itu juga melantik PC Pergunu Kubu Raya Kalbar. Paginya meninjau tanah wakaf di Mempawah yang akan dibangun pondok pesantren.

dan rombongan lalu ziarah ke makam Opu Daeng Menambon, penyebar Islam yang merupakan raja pertama di kerajaan Mempawah. Makamnya terletak di Sebukit Rama atau sekitar 5 km dari Desa Pasir, Kecamatan Mempawah hilir, Pontianak, .

Makam raja yang dikenal humanis dan menghargai keragaman itu terletak di perbukitan cukup tinggi. Para peziarah harus menaiki sekitar 256 tangga untuk sampai ke makam keramat tersebut. pluralis itu. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO