JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Akibat guyuran air hujan yang cukup deras yang terjadi Kamis (11/03) malam, sedikitnya 7 kecamatan di Kabupaten Jombang terendam banjir. Ke tujuh Kecamatan yakni, Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, Peterongan, Tembelang, Ploso dan Kudu.
Data yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, akibat dari banjir yang menerjang di 7 kecamatan tersebut sedikitnya ada sekitar 12.765 jiwa dari 3.110 Kepala Keluarga (Kk) terdampak.
Baca Juga: Hasil Operasi 2024 Polres Jombang, Ribuan Botol Miras Berbagai Merk Dimusnahkan
"Dari update data Jumat (11/03) pukul 12:00 WIB, ini tinggal 6 Kecamatan yang masih tergenang banjir. Untuk Kecamatan Mojowarno sudah surut," ujar Koordinator Penanganan Lapangan BPBD Jombang, Stevie Maria (Pepy), Jum'at 11/03/22.
"Sementara untuk saat ini jumlah pengungsi masih ada 31 jiwa dengan rincian 29 jiwa di Kecamatan Mojoagung, 1 jiwa di Kecamatan Sumobito dan sisanya di Kecamatan Ploso," imbuh Pepy.
Dikatakan Pepy, untuk saat ini di beberapa wilayah sudah mengalami penurunan air banjir. Namun masih ada sejumlah tempat yang masih tergenang dengan ketinggian bervariasi mulai dari 50 sampai 70 centimeter.
Baca Juga: Dorong Perekonomian, Disperkim Jombang Bangun Jalan Penghubung Antar Desa
"Yang masih parah ini ada di Desa Madiopuro dan Kendalsari, Kecamatan Sumobito. Sedangkan di Kecamatan Ploso itu di Desa Jatigedong serta Desa Bakalan Rayung, Kecamatan Kudu," terang dia.
Ditanya terkait penyebab banjir, Pepy mengungkapkan ada beberapa faktor. Diantaranya curah hujan tinggi dan jebolnya tanggul sungai.
"Banjir ini dari luapan sungai Ring Otok dan Marmoyo, yang disebabkan curah hujan cukup tinggi serta tebalnya sedimen (endapan). Selain itu juga ada beberapa tanggul yang jebol sehingga air masuk ke permukiman warga," jelasnya.
Baca Juga: Atasi Banjir Sejak 17 Tahun, Pemkab Jombang Normalisasi Sungai di Desa Sidokerto
Disinggung soal penanganan yang dilakukan agar genangan air bisa surut, Pepy mengaku untuk saat ini masih belum bisa dilaksanakan.
"Kami belum bisa melakukan apapun karena saat ini debit air sangat tinggi, sehingga penanganan apapun yang kami lakukan akan sia-sia. Kami saat ini fokus pada penanganan masyarakat ynag yang terdampak dan pemenuhan hidup warga," pungkasnya. (aan/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News