GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Petrokimia Gresik menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi dalam program Makmur untuk petani tebu di Jawa Timur (Jatim). Program Kementerian BUMN itu disosialisasikan oleh Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo.
Arya berujar, program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, program Makmur mampu menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Beri Bonus ke Atlet Senam Peraih Medali di PON XXI Aceh-Sumut 2024
“Tujuannya, supaya para petani semakin sejahtera dengan cara mendapat pendanaan, dapat pupuk, kalau gagal panen dikasih asuransi, kemudian dana pengelolaan lahan, lalu ada yang beli offtaker-nya,” ujarnya, Selasa (15/3).
Ia menuturkan, Petrokimia Gresik sebagai anggota holding Pupuk Indonesia menjadi project leader pelaksanaan program Makmur di sebagian besar wilayah Jatim dan sekaligus bertanggung jawab menyuplai ketersediaan pupuk non-subsidi bagi petani yang tergabung dalam progam tersebut. Kecamatan Tulangan masuk dalam area program Makmur yang dijalankan PT Petrokimia Gresik.
“Sudah pasti kita menyarankan tidak pakai pupuk subsidi, karena dari pupuk non-subsidi ini diharapkan produktivitasnya naik 40 hingga 60 persen dibandingkan biasanya,” kata Arya.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengaku siap menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi untuk mendukung program Kementerian BUMN dalam memajukan usaha rakyat.
“Tidak hanya itu, kami juga akan menyuplai pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan edukasi pemupukan berimbang melalui layanan Mobil Uji Tanah. Sehingga petani bisa mengetahui kondisi lahan dan mendapat rekomendasi formula pupuk yang tepat untuk bertani di lahan tersebut,” ucap Dwi.
Ia mengungkapkan bahwa kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan agro-input dan instrumen pendukung pertanian lainnya sudah sepatutnya didapatkan petani sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, maka harapannya kesejahteraan petani dapat meningkat dan stok pangan nasional juga terjaga,” kata Dwi.
Program Makmur yang diluncurkan Menteri BUMN, Erick Thohir, sejak Agustus 2021 ini telah diikuti oleh 50.054 orang petani dan terlaksana di atas lahan seluas 71.612 hektare sampai akhir 2021 dengan berbagai komoditas. Program itu terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas jagung sebesar 34,91 persen, dan padi sebesar 33,71 persen.
Sedangkan dari sisi penghasilan atau keuntungan petani jagung dan petani padi naik 44,92 persen. Petrokimia Gresik telah melaksanakan program Makmur di atas lahan seluas 26.257 hektare yang tersebar di Jawa Barat 4.535 hektare, Jawa Tengah dan Yogyakarta 2.070 hektare, Jawa Timur 10.593 hektare, Bali Nusa 4.077 hektare, Sumatera 2.738 hektare, Kalimantan 1.723 hektare, dan Kalimantan 521 hektare.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Adapun jumlah petani yang terlibat hingga Februari 2022 sebanyak 13.655 orang, dengan rincian garapan padi seluas 5.770 hektar, jagung 3.976 hektar, tebu 13.775 hektar, kelapa sawit 2.244 hektar, bawang merah 15 hektar, dan hortikultura 477 hektar. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News