Oleh: Indra Permadi*
Gegap gempita MotoGP Mandalika, di Lombok Tengah, NTB, Indonesia, tak bisa dilepaskan dari sosok Rara Isti Wulandari. Ya, event balap motor terbesar di dunia itu sempat terkendala dengan lebatnya hujan, hingga mengalami penundaan beberapa menit dari jadwal yang ditetapkan.
Baca Juga: Terima Jagung dari NTB untuk Kesejahteraan Peternak, Bapanas Puji Kerja Sama Daerah Pemkab Blitar
Rara Isti Wulandari adalah pawang hujan yang ditugasi untuk mengalihkan hujan ke tempat lain, agar pagelaran akbar yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia itu bisa berjalan lancar.
Pawang hujan pada event akbar, bukanlah hal yang aneh bagi masyarakat Indonesia. Kehadiran Rara Wulandari, seorang pawang hujan lokal yang didatangkan manajemen, merupakan simbolik budaya Indonesia. Hal itu pun menjadi perhatian dari jutaan mata dunia.
Pelaksanaan ritual dilakukan oleh Rara dengan menelusuri lintasan seraya mengucapkan mantra-mantra. Hal itu disambut aplaus riuh gemuruh ofisial, pembalap, dan penonton yang berada di tribun. Mereka tentu berharap apa yang dilakukan Rara berhasil, sehingga balapan bisa segera dimulai.
Baca Juga: Curhat Dall'Igna Sebelum Putuskan Pilih Marquez: Saya Berubah Pikiran Beberapa Kali
Selesai melakukan ritual, Rara Wulandari menyampaikan bahwa hujan akan beralih ke tempat lain 10 hingga 15 menit kemudian. Terbukti, tanpa mengesampingkan kuasa Tuhan, jampi-jampi yang dilakukan Rara yang selama ini menjadi khasanah budaya Indonesia, dapat menyelesaikan masalah. Hujan pun reda. Balapan MotoGP Mandalika 2022 bisa dihelat.
Salah satu ofisial Loris Capirossi yang juga mantan MotoGP, merasa takjub akan keajaiban itu. Ia mengaku baru kali ini melihat langsung hujan dapat dimodifikasi tanpa peralatan yang signifikan. Kekayaan budaya dan indahnya Sirkuit Mandalika menambah kecintaanya pada Indonesia.
*Penulis adalah Pelaku Wisata Asal Kraton Pasuruan
Baca Juga: Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News