Pra-Muktamar di Lombok, PWNU NTT: Ahwa Sudah Ditolak di Munas-Konbes!

Pra-Muktamar di Lombok, PWNU NTT: Ahwa Sudah Ditolak di Munas-Konbes! Sekretaris PWNU NTT Abdullah Ulumando (kiri) dan Ketua PWNU NTT KH Jamaluddin Ahmad (kanan). Foto: BANGAONLINE

LOMBOK (BANGSAONLINE.com) - Upaya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mensosialisasikan sistem Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) sebagai pemilihan Rais Am Syuriah terus mendapat penolakan. Ini tampak dalam acara Pra-Muktamar yang digelar di Pondok Pesantren Al Mansyuriyyah, Bonder, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/4/2015). Saat itu tampil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar sebagai narasumber. Ia mengatakan bahwa Ahwa sudah diputuskan Munas-Konbes.

Pernyataan Kiai Miftahul Akhyar itu langsung ditentang Sekretaris PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT), Abdullah Ulumando. ”Munas dan Konbes yang mana,” kata Abdullah Ulumando dengan suara lantang. ”Saya ini peserta Munas-Konbes. Tak pernah ada keputusan soal Ahwa,” kata Abdullah Ulumando. Kiai Miftah diam tak menjawab.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Abdullah Ulumando memang peserta aktif dalam Munas-Konbes. Kebetulan ia masuk dalam komisi organisasi bersama Ketua PWNU NTT KH Jamaluddin Ahmad, dan Wakil Ketua PWNU NTT Ir Jalaluddin Betan. “Saya ini masuk komisi organisasi dalam Konbes. Saat itu tak ada keputusan soal Ahwa karena semua PWNU menolak,” tegas Abdullah Ulumando usai acara Pra-Muktamar di Lombok kepada BANGSAONLINE.com tadi malam (9/4).

Abdullah Ulumando mengaku sangat kecewa dengan sikap PBNU yang terkesan mau memaksakan Ahwa. Ia juga heran kenapa PBNU masih mensosialisasikan Ahwa. Padahal mayoritas PWNU sudah menolak Ahwa dalam Munas dan Konbes. Menurut dia, seharusnya sudah tak ada pembahasan lagi soal Ahwa.

”Munas dan Konbes kan sudah jelas. Ahwa ditolak. Kok masih ada Ahwa dalam Pra-Muktamar,” kata Abdullah . ”Ini (NU) organisasi. Jangan dipaksakan begitu saja. Kalau kita paham berorganisasi kita harus melalui mekanisme dan prosedur. Munas-Konbes itu forum tertinggi setelah Muktamar. Kalau sudah ditolak di Munas dan Konbes seharusnya sudah tak ada Ahwa lagi dalam Pra-Muktamar,” tegas Abdullah Ulumando.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Menurut Abdullah Ulumando, bukan hanya Ahwa yang ditolak oleh peserta Munas-Konbes yang terdiri dari PWNU seluruh Indonesia. “Draft PBNU yang mau mengganti PWNU dengan Konsul juga kita tolak,” tegas Abdullah Ulumando. Soal Konsul yang mau mengganti PWNU ini memang menjadi perbincangan hangat di internal NU. ”Konsul itu nanti ditunjuk oleh PBNU. Jadi tak ada pemilihan,” kata Abdullah Ulumando.

Begitu juga draft PBNU yang mau menghapus Katib Am dan A’wan. ”Semua kita tolak,” kata Abdullah Ulumando. Yang paling parah soal rencana PBNU mau menghapus pengurus ranting NU dan anak cabang NU. ”Itu maunya apa. Ranting itu kan kaki NU, kok mau dihapus,” kata Abdullah Ulumando. Ironisnya, rencana PBNU yang mau mengubah struktur organisasi secara radikal ini tak pernah sampai ke PCNU, apalagi ancab dan ranting. Menurut dia, sebagian PWNU sengaja menyembunyikan informasi ini kepada PCNU agar mereka tak tahu dan tak protes.

Sementara Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, dalam sambutannya masih berusaha meyakinkan sistem Ahlul Halli wal Aqdi sebagai metode dalam pemilihan Rais Am. Dijelaskannya, Ahlul Halli wal Aqdi yang berlandaskan musyawarah mufakat lebih tepat digunakan, dibandingkan sistem pemilihan langsung yang terkesan mengadu secara terbuka antar ulama kandidat Rais Aam.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

“Kalau pilihan langsung nanti akan ada black campaign, antar pendukung saling menjelekkan kandidat yang didukungnya. Ini kandidatnya kiai, kesannya kok tidak etis kita saling menjelekkan satu kiai dengan kiai lainnya,” urai Kiai Said.

Secara terpisah, Lilis Nurul Husna, Sekretaris Komisi Organisasi Panitia Muktamar NU ke-33, mengatakan Pra Muktamar di NTB dilaksanakan dengan tema “Penguatan NU melalui Sistem Ahlul Halli wal Aqdi”.

“Kami bagi acara dalam beberapa sesi. Setelah pembukaan akan disusul dengan seminar, dan malam nanti akan diisi dengan diskusi,” kata Lilis di lokasi acara. (tim/rol)

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO