KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) Kota Kediri kembali mengalami kenaikan pada tahun 2021. Dari sebelumnya tahun 2019 di angka 3,91 (tinggi), menjadi 3.97 (tinggi).
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi, angka tersebut merupakan hasil survei pemkot bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Resmikan Pojok Baca Digital
“Hasil tersebut didapat melalui pengambilan sampel di tiga kecamatan dengan responden 400 orang dengan variabel penelitian: toleransi, kesetaraan, kerja sama, dan kebijakan. Semua variabel tersebut mendapatkan angka yang tinggi dengan rincian: toleransi berada di angka 3,92; kesetaraan 3,92; kerja sama 3,93; dan kebijakan 4,05,” jelasnya, Senin (11/4/2022).
Dari survei itu, didapatkan hasil Kecamatan Pesantren memiliki indeks KUB sebesar 3,76; Kecamatan Kota 4,01; dan Kecamatan Mojoroto sebesar 4,06.
Menurutnya, hasil itu membuktikan bahwa tagline “Harmoni Kediri” benar-benar teraktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga: Tudingan Upeti ke APH Resahkan Penambang Pasir Tradisional di Semampir Kediri
Selain itu, juga meneguhkan bahwa Kota Kediri merupakan salah satu tempat paling harmonis dari sekian kota yang ada di Indonesia. Tidak ada konflik yang timbul hingga berkembang besar, seperti yang terjadi pada beberapa daerah di Indonesia.
“Dengan adanya toleransi yang besar di Kota Kediri, maka kerja sama antar umat beragama berjalan baik. Dari segi budaya, terlihat masjid, gereja, dan kelenteng dibangun saling berdekatan,” ujar Chevy.
Ia menjelaskan, bahwa kerukunan dapat tercapai apabila setiap umat beragama saling menghormati dan mengakui keberadaan hakikat dan martabat pemeluk agama, serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan.
Baca Juga: Deklarasikan Rumah Ibadah Ramah Anak, Pemkot Kediri Optimis Raih Predikat KLA Tingkat Nindya
Lebih lanjut, ia menyampaikan ada banyak faktor pendukung yang mempengaruhi terbentuknya kerukunan umat beragama di Kota Kediri. Yaitu: sejarah, budaya, regulasi pemerintah, pemahaman dan doktrin agama, tingkat pendidikan, aktivitas sosial yang melibatkan masyarakat lintas agama, serta peran organisasi dan komunitas sosial keagamaan.
"Kerukunan umat beragama ini sangat dipengaruhi oleh situasi politik. Ada satu tingkat keberhasilan karena ada penentu atau tokoh-tokoh di Kota Kediri, utamanya kepala daerah," sebutnya.
"Dari awal kita tidak pernah ada kejadian gesekan-gesekan terkait SARA, dan semoga kondusifitas tersebut dapat terus terjalin," harapnya. (uji/mar)
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Kukuhkan Pengurus Perwakilan Yayasan Gerontologi Abiyoso Periode 2024-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News