JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Setiap masa ada tokohnya, setiap tokoh ada masanya.
Akankah pepatah itu bakal menimpa menteri kebanggaan Presiden Joko Widodo: Luhut Binsar Panjaitan yang kini Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi?
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Luhut yang oleh Jokowi selalu diberi wewenang penting – sampai disebut sebagai menteri segala urusan - kini mulai mengalami nasib tak menguntungkan: digebuk para tokoh-tokoh nasional, terutama yang selama ini berseberangan.
Yang paling keras tentu saja Masinton Pasaribu, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia menyebut Luhut sebagai brutus atau pengkhianat yang ada dalam istana presiden.
Masinton Pasaribu menuding Luhut Binsar Panjaitan aktif menggalang kekuatan politik untuk mendukung wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Mulai dari klaim big data 110 juta orang menginginkan penundaan pemilu, penggalangan kepala desa yang tergabung dalam Apdesi, dan para ketua umum partai politik.
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
Tiga ketua umum parpol yang sudah terlanjur mendukung penundaan pemilu adalah Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN) dan Airlangga Hartarto (Golkar).
Namun – lucunya – Zulkifli Hasan dan Airlang Hartarto kemudian “balik kucing” alias balik badan mengaku tak mendukung penundaan pemilu setelah presiden Jokowi mengatakan pemilu akan dilaksanakan sesuai jadwal. Padahal mereka – terutama Golkar – bersama PKB sangat getol bergerilya mewacanakan penundaan pemilu.
Baca Juga: Di Banyuwangi, Khofifah Ucapkan Selamat untuk Prabowo dan Gibran
(Masinton Pasaribu: foto: twitter)
Masinton mendesak agar Luhut segera mundur dari posisinya sebagai menteri karena dianggap telah menciptakan kekacauan dalam pemerintahan Jokowi.
"Orangnya sudah ketahuan kan. Siapa yang ingin menjerumuskan presiden? Siapa yang mewacanakan dan menggalang tiga periode? Siapa? Luhut! Siapa yang cari muka, siapa yang mewacanakan dan memobilisasi dukungan kepala desa? Luhut! Siapa yang menggalang beberapa ketua umum partai? Luhut! Artinya brutus dalam istana itu ya Luhut," kata Masinton Pasaribu, Senin (11/4).
Baca Juga: Di Penghujung Jabatan Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Gebuki Mafia Tanah
Lalu bagaimana tanggapan Luhut? Ternyata tokoh Batak itu enggan menanggapi.
"Saya ke sini memang untuk apa? Olahraga," ucap Luhut di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (13/4).
Namun Sandy Patriana Mahura yang dikenal sebagai pendukung Luhut meradang.
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
“Pernyataan (Masinton) sangat tidak elok, ini merupakan cerminan buruk. Sebagai wakil rakyat dalam berkomunikasi mesti mengedepankan etika, bukan luapan emosi apalagi pernyataan di media," tegas Sandy Patriana Mahura, Deklarator Barisan Nusantara (BARNAS), dikutip JPNN, Rabu (13/4).
(Sandy Patriana Mahura. Foto: jpnn)
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Hadiri Upacara HUT ke-79 TNI
Menurut Sandy, Masinton telah menyamakan posisi Megawati Soekarno saat bersama Gus Dur. "(Ia) berarti Masinton telah menyamakan posisi Ibu Megawati saat bersama Gus Dur. Masinton telah secara sistematis melakukan manuver pembusukan dan insinuasi politik secara serampangan dan gegabah," teriak Sandy.
Sementara Laskar Ganjar-Puan (LGP) meminta Presiden Jokowi mencopot para menteri yang menyuarakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Mereka menuding Luhut Binsar Pandjaitan cs telah membuat gaduh suasana menjelang dimulainya pertarungan menuju Pemilu 2024.
"Pernyataan soal penundaan Pemilu 2024 yang bertentangan dengan konstitusi. Ini akan membuat suhu politik semakin memanas. Menteri yang membuat isu-isu demikian perlu di-reshuffle. Kalau tidak, bisa jadi Pak Jokowi mengalami turbulensi politik di tahun ini," kata Ketua Dewaan Pembina LGP, Mochtar Mohamad, melalui keterangan resminya dikutip Tempo, Kamis, 14 April 2022.
Baca Juga: Bansos Beras Diharapkan Lanjut, Presiden Jokowi Janji Akan Bisiki Prabowo
Rocky Gerung malah lebih lantang lagi. "Seharusnya sudah dari dua Minggu lalu Luhut dipecat," ujar Rocky dikutip GenPI.co dari akun YouTube Rocky Gerung Official yang tayang pada Selasa (12/4).
Rocky yang selama selalu kritis pada Jokowi menilai bahwa Presiden Jokowi tak paham dengan konsep bernegara.
Pasalnya, Jokowi tak memecat menteri-menteri yang menyuarakan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Baca Juga: Bersama Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Peroleh Brevet Kehormatan Hiu
"Janji presiden bolak-balik. Rakyat tidak percaya Jokowi sudah menghentikan isu 3 periode," kata Rocky dikutip wartaekonomi.
Kondisi itu kata Rocky akan menimbulkan ketegangan baru ke depannya. "Mahasiswa akan tetap ngotot bahwa presiden tidak bisa percaya. Itu intinya," kata Rocky.
Politisi PDI Perjuangan Bambang Beathor Suryadi ragu Jokowi berani memecat Menko Kemaritiman dan Investasi itu. Sekali pun partainya melalui Masinton Pasaribu sudah memberi indikasi untuk mendukung langkah pemecatan.
“Mencopot Luhut, tidaklah mudah. Saat ada aksi BEM SI, Luhut malah mendapat satu kepercayaan lagi. Yaitu Kepala Dewan Air, sehingga ada 12 jumlah jabatannya,” ujar Beathor Suryadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/4).
“LBP adalah hoppeng Presiden, beda dengan Menteri menteri lain yang titipan ketua partai,” sambungnya.
Beathor mengurai bahwa Luhut memiliki karakter batak yang kuat. Yaitu berani pasang ada untuk membela dan melindungi semua kekurangan Jokowi. Baik tentang tidak percaya diri, kurang uang, kurang pengetahuan politik, tidak punya cakrawala pengetahuan, kurang pergaulan, kurang cerdas, dan serba kekurangan yang lainnya.
“Di awal 2014, Jokowi masih punya Rini Suwandi yang mampu putar-putar di antara direksi BUMN, yang tidak dipahami presiden,” ujarnya.
“Lantas, apa mungkin presiden berani copot Luhut. Ada yang bilang, mencopot Luhut, maka tumbanglah pulak si Jokowi itu dari Istana Presiden,” sambung Beathor.
Apalagi, kini Luhut telah memiliki banyak akar relawan di penjuru nusantara. Sehingga, Beathor pun ragu Jokowi punya nyali untuk mencopot Luhut.
“Apakah Jokowi punya nyali mencopot Luhut yang akar relawannya semakin kuat?” tanyanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News