PBNU Tak Bisa Jawab Kapan Ahwa Jadi Keputusan Konbes-Munas

PBNU Tak Bisa Jawab Kapan Ahwa Jadi Keputusan Konbes-Munas Suasana acara Pra-Muktamar NU di Pesantren Al Mansyuriyyah, Bonder, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/4/2015). Foto: mataramnews.co.id

LOMBOK (BANGSAONLINE.com) - Acara Pra-Muktamar bertema “Penguatan NU melalui Sistem Ahlul Halli Wal Aqdi” di Pondok Pesantren Al Mansyuriyyah, Bonder, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata gagal total. Peserta acara itu menolak sistem Ahwa versi PBNU yang hanya mewakilkan 9 kiai untuk memilih Rais Am Syuriah PBNU diterapkan dalam Muktamar ke-33 di Jombang.

“Ya gagal total. Karena Ahwa kan sudah ditolak di Munas-Konbes kok masih dibahas lagi,” kata KH Ir Mahfudz, MM, Mustasyar PWNU Nusa Tenggara Barat (NTB) kepada BANGSAONLINE.com. Mantan Ketua Tanfidziah PWNU NTB ini termasuk perserta acara Pra Muktamar yang aktif memonitor perdebatan soal Ahwa.

Acara Pra-Muktamar ini dihadiri satu PCNU Badung Bali (PWNU Bali tak hadir), PWNU NTB dan PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun PWNU NTT sangat lantang menolak Ahwa versi PBNU diberlakukan dalam Muktamar NU di Jombang. Sedang PWNU NTB sendiri tak lengkap. Rais Syuriah NTB KH TGH Khairi Adnan tak hadir.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, tampil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar sebagai narasumber. Ia mengatakan bahwa Ahwa sudah diputuskan Munas-Konbes.

Namun pernyataan Kiai Miftahul Akhyar itu langsung dibantah Sekretaris PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT), Abdullah Ulumando. ”Munas dan Konbes yang mana,” kata Abdullah Ulumando dengan suara lantang. ”Saya ini peserta Munas-Konbes. Tak pernah ada keputusan soal Ahwa,” kata Abdullah Ulumando.

Abdullah Ulumando memang peserta aktif dalam Munas-Konbes. Kebetulan ia masuk dalam komisi organisasi bersama Ketua PWNU NTT KH Jamaluddin Ahmad, dan Wakil Ketua PWNU NTT Ir Jalaluddin Betan. “Saya ini masuk komisi organisasi dalam Konbes. Saat itu tak ada keputusan soal Ahwa karena semua PWNU menolak,” tegas Abdullah Ulumando usai acara Pra-Muktamar di Lombok kepada BANGSAONLINE.com (9/4).

Menurut Mahfudz, tim dari PBNU juga tak bisa menjelaskan kapan Ahwa diputuskan Konbes-Munas. ”Dalam forum itu Selamet Effendi bilang, Ahwa tidak dibahas di komisi organisasi. Tapi dibahas dalam Bahtsul Masail. Loh, kok aneh. Kita kok dibodohi,” kata Mahfudz sembari tertawa. Selamet Effendy Yusuf adalah Ketua Steering Committee (SC) Muktamar NU ke-33.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO